TAWASHSHULAN YANG BIKIN BAPER
Jum’at malam (14/6/2024), cuacanya cukup sejuk. Di sepanjang jalan yang biasanya kering berdebu, terasa berbeda. Aroma khas tanah yang basah oleh air hujan, tercium sempurna.
Hujan mengguyur deras di wilayah Kecamatan Cerme dan sekitarnya pada sore hari hingga kumandang adzan Isya’. Meskipun tidak lama, namun aroma perpaduan khas yang tercium cukup dirindukan.
Betapa, bagaimana cuaca panas tanpa hujan yang terjadi ketika telah tiba musim kemarau. Apalagi di Kecamatan Cerme, Gresik. Baik debu, bising ramai kendaraan, asap kendaraan, belum lagi volume truk-truk besar.
Perjalanan menjelang tengah malam cukup syahdu dirasakan. Menuju kediaman Kamituwa Damar Kedhaton Wak Syuaib, di Desa Iker-Iker Geger menjadi terasa spesial. Apalagi pada Jum’at malam hari itu, adalah jadwal rutin Tawashshulan.
Sekitar 15 meter sebelum sampai pada titik rumah Wak Syuaib, tampak berjejer-jejer sepeda motor dulur-dulur Damar Kedhaton Gresik. Pasalnya, untuk menuju rumah Kamituwa Damar Kedhaton Wak Syuaib, seperti memasuki lompongan kecil dari jalan raya.
Sesampainya saya di ruang tamu Wak Syuaib, tepat sekitar pukul 23.00 WIB, beberapa dulur Damar Kedhaton yang telah hadir tampak asyik bercengkerama.
Mengobrol bahasan tentang banyak hal, mulai dari diskusi bab tentang negara, kehidupan sehari-hari, beserta beberapa kebijakan baru yang akan diterapkan oleh pemerintahan.
Pukul 00.18 WIB, ketika hari sudah berganti Sabtu, (15/6/2024), rombongan dulur Damar Kedhaton Gresik Kota tiba. Cak Madrim, sedikit bercerita tentang pengalamannya saat mendampingi sang istri yang barusan melahirkan putri ketiganya beberapa hari lalu.
Selanjutnya, obrolan bersambung pada pembahasan tentang mimpi. Para dulur Damar Kedhaton yang hadir menikmati kehangatan, keharmonisan, serta diselingi dengan humor yang tercipta apa adanya.
Mengalir mengikuti diskusi yang sedang berlangsung. Ditemani dengan sajian kopi, dan beberapa camilan ringan. Bahkan, saking asyiknya, topik judi online tak luput dari pembahasan.
Diskusi santai sebelum Tawashshulan berlangsung lebih kurang hampir satu jam. Lalu, sesi Wirid Sholawat Tawashshulan pun dimulai sekitar pukul 01.00 WIB. Seperti biasanya, Cak Fauzi dan Wak Syuaib secara bergantian memandu sesi ini.
Ada pemandangan menarik dalam Majelis Tawashshulan kali ini, yakni kehadiran pemuda asli kelahiran Padang, Sumatera. Ia hadir diajak oleh Abah Roni, dulur Damar Kedhaton asal Menganti. Ia bernama Iqbal.
Pemuda yang masih berusia 23 tahun ini, dengan perawakan yang kekar dan tegap, turut menikmati kekhidmatan dalam Majelis Tawashshulan rutin Damar Kedhaton Gresik.
Bahkan, majelis Tawashshulan sebelumnya, saya lupa kapan persis tanggal dan bulannya. Ada dulur baru yang beragama Katolik, dia ini diajak oleh Cak Pitro asal Menganti.
Beginilah kerandoman yang ada dalam Maiyah, tak terkecuali yang terjadi di Damar Kedhaton Gresik.
Sesi Wirid Sholawat Tawashshulan pun selesai sekitar pukul 02.30 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan obrolan santai ngalor – ngidul hingga menjelang tiba kumandang adzan Subuh.
“Feb. Atau dulur-dulur lainnya yang kemarin hadir Telulikuran di Slempit, mari berbagi cerita di sini dong,” kata Cak Fauzi.
Beberapa dulur yang merespon dan menceritakan, apa saja yang telah didapati saat Majlelis Ilmu Telulikuran Damar Kedhaton edisi sebelumnya, diulas secara panjang lebar. Sesekali, ada dulur yang menimpali ditengah pembicaraan.
Mulai dari Cak Zainul, Cak Madrim, Wak Syuaib, Cak Fauzi, dan juga saya sendiri.
Diskusi begitu asyik dan mencair. Hingga tak terasa jarum jam menunjuk pukul 04.00. Kemudian, tiba-tiba saja saya dapat panggilan WhatsApp dari Cak Irul alias Kak Irul Warga Sememi, Benowo, Surabaya.
Sontak saya langsung terperangah, dan memotong diskusi pembicaraan yang sedang berlangsung. Tak lama kemudian, semua dulur yang hadir berpamitan untuk pulang. Sebagian yang lainnya, ikut saya untuk mendatangi Cak Irul.
Saya bersepeda motor sendirian, begitu juga Cak Fauzi yang menggunakan sepeda motor. Sementara, rombongan dulur Damar Kedhaton Gresik kota membawa mobil yang disopiri oleh Cak Syaiful Iman.
Bergegas lekas menuju lokasi share loc, yang dikirim oleh Cak Irul kepada saya. Cak Irul bersama Badeli, habis mengalami Kecelakaan. Sesampainya di lokasi, beruntungnya kondisi Cak Irul masih cukup baik, meskipun merasa kesakitan pada bagian kaki.
Dengan dibopong Cak Madrim dan Cak Faris, Cak Irul diantar pulang ke rumah oleh dulur Damar Kedhaton Gresik kota. Sementara, saat kejadian, Cak Irul dibonceng oleh Badeli. Beruntungnya Badeli tidak kenapa-kenapa, ia juga dijemput oleh ayahandanya, yang memang tidak jauh dari alamat tempat tinggalnya.