SUASANA MOCOPAT SYAFAAT 17 MEI 2023
Ketika mulai berdatangan ke lokasi TKIT Alhamdulillah Jetis Tamantirto Kasihan Bantul, para jamaah Mocopat Syafaat disambut dengan warung makan dan lapak-lapak yang selalu setia memenuhi kebutuhan jamaah. Ada warung makan dan minum. Ada pula lapak aneka produk. Salah satunya lapak Kang Ma’ruf, salah seorang jamaah Mocopat Syafaat lama yang alhamdulillah anak mbarep-nya baru saja lulus kuliah di Universitas Andalas Padang.
Juga ada yang baru. Lapak Pasar Rebon 17-an yang merupakan ujud kegiatan bersama teman-teman Lingkar Keluarga Mocopat Syafaat (LKMS) yang mengusung konsep Pasar sebagai bertemunya kebutuhan dengan kebutuhan. Beberapa yang disajikan seperti jualan lukisan, akik, sayur, wedang dll. Semua yang dijual di situ adalah produk dari anggota LKMS. Tak hanya produk, Pasar Rebon 17-an juga menyediakan sejumlah informasi berisi peluang-peluang usaha, pelatihan, dan networking yang bisa disambut siapapun jamaah yang membutuhkan. Termasuk diekspos pula karya animasi dari salah seorang anggota LKMS. Di sebelah lapak, terpampang papan berisi poster-poster yang berisi informasi-informasi peluang tadi. Malam itu, Mbah Nun memenuhi permintaan LKMS untuk tilik lapak mereka.
Seperti biasanya, jamaah yang datang sangat banyak dan tak hanya dari wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Di antaranya, ada rombongan 13 orang teman-teman penggiat Simpul Maiyah Galuh Kinasih Bumiayu dan juga beberapa penggiat Simpul Maiyah Gugurgunung Ungaran. Malam itu Mocopat Syafaat bertema “Menata Hati Menjernihkan AI (Artificial Intelligence)”. Mas Sabrang memberikan kuliah umum mengenai teknologi baru bernama Artificial Intelligence ini.
Berangkat dari menguraikan sisi psikologi manusia, yakni manusia sebagai pengguna teknologi perlu sadar akan pentingnya mengelola dirinya secara tepat di antara dorongan Id dan Super-egonya, Mas Sabrang menguraikan apa itu AI, dan manfaat apa yang dapat diperoleh dengan AI terutama berkaitan dengan akselerasi mengakses pengetahuan. Tak hanya bermanfaat untuk keperluan pendidikan, Mas Sabrang memaparkan keniscayaan pergeseran dan perubahan budaya yang mengiringi lahirnya teknologi baru, di antaranya pergeseran dalam dunia pekerjaan.
Pak Dokter Eddot dan Mas Jamal ikut mengelaborasi paparan Mas Sabrang dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Demikian pula dengan Mbah Nun. Beliau turut menyodorkan critical questions.
kepada Mas Sabrang terkait AI sehingga menjadikan bahasan Mocopat Syafaat malam itu semakin diskursif. Percakapan keilmuan yang hidup. Semua jamaah menikmati privelese intelektual ini.