POCI MAIYAH TEGAL BURDAHAN DI BAWAH GERIMIS

(Catatan Majelis Ilmu Poci Maiyah Tegal Edisi Mei 2023) 

Gelaran Poci Maiyah edisi 5 Mei 2023 lalu berlangsung dalam suka cita bulan Syawal. Majelis mengangkat tema diskusi yakni “Kemrungsung”. Kemrungsung artinya cemas, sehingga mengerjakan sesuatu dengan cenderung tergesa-gesa bahkan random. Seakan-akan dari tema itu, para dulur poci Maiyah harus langsung dipraktikkan, persis hari gelaran jelang pukul 20.00 hujan deras membasahi lokasi tempat kami gelaran selama 6 tahun lebih, sehingga dulur poci Maiyah tidak bisa menyiapkan sound dan peralatan yang diperlukan untuk gelaran.

Maklum setiap kami gelaran kami belum bisa menyiapkan tenda besar agar hujan tidak membasahi peralatan. Sementara Monumen GBN yang jadi venue acara adalah berupa ruang terbuka. Kami memilih tersebut karena letaknya yang amat strategis di tengah kota Slawi. Dan juga nyaman untuk melaksanakan kegiatan hingga tengah malam. Sekitar pukul 21.00  hujan mulai mereda, dulur Poci Maiyah memberanikan diri untuk mencoba menggelar karpet sehingga acara untuk malam itu bisa dimulai. Seluruh penggiat sat set menggelar peralatan mulai dari banner, sound, alat musik, dan kopi. Memasuki pukul 22.00 seluruh peralatan sudah ready

Mas Moka salah satu peggiat Maiyah langsung mengawalinya dengan satu nomor ceria milik JRocks untuk membuat suasana menghangat di tengah udara dingin setelah hujan membasahi kota Slawi. Setelah itu seperti biasa Kang Samsul memimpin kita semua untuk khusyuk mengirimkan Al-Fatihah kepada Kanjeng Nabi, para Sahabat Nabi, para wali, dan para marja Maiyah untuk kemudian disambung membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas sebanyak 11x. 

Di tengah pembacaan surat ini, gerimis kecil kembali menyapa kami, memang malam yang kita tidak boleh kemrungsung sepertinya hehe. Ketika gerimis kecil menyapa acara tetap dilanjutkan dengan tadarus mukaddimah, kami berharap gerimis mungkin untuk mereda dan sebenarnya gerimis tidak masalah buat dulur Poci Maiyah karena ketika gerimis tersebut semakin besar tidak ada satu penggiat dan jamaah pun yang bergeser dari tempat duduknya. Kami hanya mengkhawatirkan ada peralatan listrik seperti sound dan alat musik yang kami sewa dan harus aman dari air agar tidak rusak. 

Lihat juga

Selesai mukaddimah gerimis kian deras sehingga kami teringat pada ikhtisar Banawa Sekar dan langsung membawakan Qasidah Burdah secara khusyuk bersama-sama. Setelah itu kami langsung beberes mengamankan seluruh peralatan listrik dengan cara menutupi dengan banner atau terpal dan di bawah banner dan terpal itu kami perlahan-lahan membereskan semua peralatan yang berada di bawah lindungan banner dan terpal. 

Hampir pukul 24.00 malam akhirnya beres-beres peralatan rampung. Malam gelaran dengan tema yang tidak harus dibahas tapi langsung praktek, ojo Kemrungsung. (Redaksi Poci Maiyah)

Lihat juga

Lihat juga
Close
Back to top button