MULIYO “Kembalilah Pada Kemuliaan”

REPORTASE KEGIATAN MAIYAH PASURUAN SULTHON PENANGGUNGAN Edisi APRIL 2024

Malam Minggu di penghujung bulan April 2024 kemarinbeberapa Pegiat Maiyah Pasuruan Sulthon Penanggungan berjibakumulai dari sore hari untuk mempersiapkan kelangsungan kegiatansinau bareng yang akan digelar terbuka pada pukul 20:00 WIB di OTES “Omah tengah SawahDesa sumbersuko, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Saling tanggap komunikasi dan koordinasi yang cukup intens karena banyak yang menggeser dan mengutak-atik waktukarena sedang menjalani tanggungjawab yang belum rampungmaupun baru saja usai untuk kemudian melanjutkan hadir di OTES sebagai tim pelaksana kegiatan.

Alhamdulillah kompakcepak-cepakbagian perlengkapan dantim konsumsi sudah menyelesaikan tugasnya. Sampai pada pukul20:00 WIB acara sudah di mulai. Pembukaan dan tawashshuldipimpin oleh Cak Hasan yang juga sebagai moderator acara. Dilanjutkan pembacaan Al-Qur’an Surat Ar-Rahman oleh Cak Rochimsebagai bentuk rasa syukur atas nikmat kebersamaan selama duadekade tetap terjaga dan terjalin khusyu’.

Sholawat serta salam kami haturkan kepada RasulullahMuhammad SAW dengan iringan terbang banjari yang dibersamaioleh Cak Luqman dengan alunan rancak namun tetap tuma’ninah. Setelahnya kami duduk kembali untuk melingkar saling berhadapandengan tertunduk meminta ampunan dengan mendengungkan WiridPadhang mBulan dan Doa Khotmil Qur’an sebagai penutup sesipertama dalam rangkaian kegiatan Sinau Bareng SulthonPenanggungan.

Selanjutnya Cak Hasan menyapa salam sembari menawarkanhidangan yang telah tersediakan untuk dinikmati para pegiat yang sudah hadir dengan sesekali memberi pemantik terkait temaMuliyo”. Malam hari itu kami kedatangan dua pemuda yang berdomisili di SedatiSidoarjo (sekitar Bandara Juanda Surabaya). Lumayan jauhjarak tempuh perjalanan jika diperbandingkan dengan yang hadir. Namun ketika dilontarkan pertanyaanKenapa jauh-jauh datangkemari?” mereka berdua menjawabmeskipun bisa ditempuh denganberjalan kaki, jika tidak ada niat ya tidak akan sampai!”. Cukupmenohok, tapi kami bahagia mendengar jawaban dari keduaMahasiswa dan Santri tersebut.

Cak Umar langsung membuka sesi pertama dengan memberipoint pada slide yang terpampang di layar proyektor untuk menapakitemaMuliyo” yang berartiKembalilah Pada Kemuliaan”. Karenabagi beliau kemuliaan adalah gambaran nilai tertinggi padapencapaian manusia atas tatanan moral atau akhlaq sebagai hamba. Cak Umar juga menjelaskan terkait tantangan manusia dalammencapai kemuliaan yaitu salah satunya adalah kodrat manusia yang diselimuti oleh nafsu. Dan nafsu tidak bisa terhindarkan muncul dalamdiri kecuali kita mengarahkan pada titik presisi keadilan yang tepat. Lingkungan terkait sosial budaya dan ilmu pengetahuan adalah medanperjuangan manusia untuk memilih arah tujuan sampai bisa merangkaisebuah kebijakan untuk suatu kebajikan pada diri dan bermanfaat padadi luar diriSemesta dan se-isinya”.

Lihat juga

Sebelum sesi diskusi dilanjutkan, Cak Ulum mengisi live accoustic dengan melantunkan tembang lagu yang berjudulAnakLanang” yang dipopulerkan oleh group musikNdarboy Genk” danlagu kedua yang berjudulIming-Iming” by Bunda “Rita Sugiarto” yang sekarang sedang berseliweran menjadi trend sepekan terakhir ini.


Pada
sesi diskusi ada beberapa yang bisa kami highlight yaitucurahan hati dari Cak Jasmani yang baru kehilangan anaknya yang masih berumur 3 bulan dalam kandungan. Beliau menyampaikanbahwa temaMuliyoini langsung hadir empiris dalam hidupnyaketika ditinggal berpulang oleh sang anak yang kedua. Juga Mas Andika salah satu dari kedua pemuda asal juanda tersebutmenyampaikan terkait dilema dari seorang anak yang diberikan saran atau mungkin harapan orang tua yang sedikit mengharuskannya untukberjuang agar bisa bekerja di salah satu kementerian di Indonesia. Mas Andika sedikit memantik dengan sebuah pertanyaanApakahkemuliaan itu melekat pada jenis pekerjaan?” “Bukannya yang paling mulia atau sebaik-baiknya manusia itu adalah yang bermanfaat bagiorang lain?” ujar Mas Andika.

Kemudian Cak Luthfi mencoba mengambil perspektif lain terkait curahan hati Mas Jasmani yang beliau elaborasi lewat laguLetto yang berjudul Memiliki Kehilangan. Bahwa sejatinya kita bukansiapa-siapa dan tidak juga mempunyai apa-apa. Sesuai lirik lagunya: Rasa kehilangan hanya akan ada jika kau pernah merasa memilikinya. Juga sedikit memberi tanggapan pada pernyataan Mas Andika terkaitdilema suasana hati menyanggah permintaan orang tuanya. Sepertisinau bareng malam ini bahwa kita sedang mengalami nikmatnyamenjali hati untuk satukan frekuensi dan yang terjadi adalah salingmemberi, mengisi, menanggapi, dan memahami satu sama lain. Beliaumemberi saran pada Mas Andika agar sesering mungkin berdiskusidengan orang tuanya, saling memahami cara pandang masing-masing, karena pada ujungnya nanti pasti ada titik temu yang saling dapatdimengerti. Sebab berproses itu membutuhkan waktu sampai nanti adatitik temu tujuan yang se-frekuensi.

Acarapun sudah di ujung tengah malam menjelang dini hari. CakHasan menutup acara dengan mempersilahkan Cak Sule untukmembersamai menggemakan Wirid Hasbunallah sebagai permohonanperlindungan dan pertolongan Allah SWT untuk langkah perjuanganyang selama ini kami lalui. Kemudian ditutup doa oleh Cak Luqman.

#Redaksi_SP

 

Lihat juga

Back to top button