MENEMUKAN KEMBALI DUNUNGE URIP
Momentum untuk mensyukuri setiap nikmat dan anugerah selalu datang kapan dan di mana pun. Sadar bahwa kita harus bersyukur sesungguhnya nikmat yang juga wajib disyukuri.
Kebahagiaan bersyukur itu kami alami ketika sore, pukul 15.00 Wib, bersama Mas Pram, Cak Hanafi, dan Cak Robert (keduanya dari Paseban Mojokerto) tiba di Blora. Alhamdulillah, kami bertemu teman-teman Lumbung Bailorah yang punya gawe milad ke-6.
Teman-teman simpul berkumpul di kediaman Mas Andri, dan tentu saja Cak Rudd hadir bersama mereka, ketika kami tiba di posko yang tidak jauh dari Taman Tirtonadi, tempat akan dilangsungkannya Tawashshulan dan Sinau Bareng.
Rasanya seperti “mudik” berjumpa sahabat lama. Biasanya saya bertemu Cak Rudd di Pengajian Padhangmbulan. Beliau adalah santri Padhangmbulan semester tuwek alias “orang lawas” yang sering nyepeda dari Blora ke Mentoro.
Teman-teman tampak sigap melakukan koordinasi ketika Mbah Nun akan tiba di kediaman Mas Andri. Adegan selanjutnya adalah pertemuan anak cucu dengan Mbah Nun.
Sore itu laku adegannya murni manusia: obrolan, suguhan polo pendem, dan pincuk godong jati mempertautkan perjumpaan antar hati. Justru karena kemurnian dan ketulusan itu Maiyah tidak viral karena tidak compatible dengan karep algoritma pikiran publik.
Momentum Maiyahan benar-benar sulit dicerna ketika budaya cengengesan, angin-anginan, dan kegandrungan pada kulit permukaan justru memiliki kans untuk dipuja dan dielu-elukan.
Di belakang panggung saya merasa trenyuh menyaksikan aksi paseduluran, kesungguhan, ketulusan teman-teman simpul Lumbung Bailorah yang melakukan koordinasi menjelang menit-menit acara dimulai. Saya, Anda, dan teman-teman jamaah Maiyah adalah orang-orang kecil, masyarakat awam, rakyat pinggiran yang memberikan daya guna semampu-mampu kita, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, gembira maupun sedih, dijunjung maupun difitnah.
Malam itu di Taman Tirtonadi Blora saya menemukan pembacaan bahwa Mbah Nun tengah melakukan dunung atau meletakkan segala sesuatu kembali kepada hulunya. Dilandasi pemaknaan dan simulasi implementasi yang gamblang Mbah Nun menyodorkan dunung laku makrifat, hakikat, tarekat, dan syariat.
Selamat mensyukuri milad ke-6, teman-teman Lumbung Bailorah. Selamat mengembarai dan menemukan kembali dununge urip.
Blora – Jombang, 10 Mei 2023