MENDALAMI BERAGAM MAKNA MUPUS

Acara Maneges Qudroh (MQ) edisi ke-137 April semalam (Sabtu, 8/04/23) mengangkat tema ”Mupus”. Acara diadakan di Panti Asuhan Daarus Sundus yang diasuh oleh Ust. Eko dan Ust. Dani. Acara dimulai pada pukul 21.15 WIB dengan tadarus surah Yasin oleh Zizi, jama’ah dari Salaman Magelang, kemudian dilanjutkan dengan sambutan pembuka oleh MC yakni Mas Taufan dan Mas Aam.

Pada kesempatan MQ ini, Mas Heriyono memberikan paparan Mukaddimah dengan mengatakan bahwa kata ‘mupus’ bisa dimaknai sebagai kelahiran baru.

Para pembicara di acara ini, Pak Sholeh, Mas Faris, murid dari Pak Sholeh, Gus Hasan dari Desa Tegalrejo, dan Pak Yadi dari Rumah Ta’dib Salam Salim, memberikan pemaknaan berbeda-beda atas ‘mupus’. 

Lihat juga

Pak Sholeh menceritakan perjalanan merintis usaha dagang di masa era Reformasi di mana terjadi chaos di beberapa tempat di wilayah Indonesia. Salah satunya adalah kota Solo di mana kota ini menjadi area market beliau.  Efeknya, banyak barang yang dititipkan kepada pelanggan tidak terbayar dan akhirnya langkah yang terbaik adalah dengan mupus, merelakan apa yang tidak bisa dijangkau karena sebuah kendala di luar kemampuan. 

Mas Faris yang sudah sangat lama tidak menghadiri acara MQ menyatakan rindunya dengan lingkungan MQ. Ia juga mengatakan bahwa mupus bersinonim dengan dekolonialisasi. 

Mas Lestari, salah seorang murid Pak Sholeh, mengartikan bahwa mupus merupakan putusnya mata rantai masalah sebagai awal mula solusi. Sementara itu, Pak Adi memberikan pemaknaan bahwa mupus adalah keberserahan diri atau tawakkal atas kebuntuan dari segala upaya untuk mengatasi kepayahan. 

Sedangkan Gus Hasan dari Desa Tegalrejo menanggapi mupus dengan menggambarikan sebuah titik tuju atau arah yang dalam titiannya melalui riyadloh atau laku tirakat. Sementara itu, Pak Yadi dari Rumah Ta’dib Salam Salim menjadikan momentum Idul Fitri sebagai hakikat mupus.

Acara MQ edisi April juga diwarnai dengan dendangan musik dari Mas Munir Syalala (vokal dan gitaris), Mbak Dea (vokal), dan Mas Budi (bassis). Acara selesai pada pukul 01.30 dengan puncaknya “Indal Qiyam”. 

Dalam acara ini, terasa kehangatan dan keakraban antara para peserta yang terdiri dari jamaah MQ dan orang-orang yang hadir. Acara ini juga dihadiri oleh para sesepuh dan orang-orang yang memiliki pemahaman dan pengalaman yang luas dalam memahami tema mupus. Semoga acara seperti ini bisa terus diadakan untuk saling berbagi pengalaman dan pemikiran.

(Redaksi Maneges Qudroh)

Lihat juga

Back to top button