LABA SEDULURAN
(Mukaddimah Majelis Ilmu Juguran Syafaat Edisi Februari 2025)

Hubungan kuat lahir dari keterhubungan yang dirawat, bukan transaksi sesaat. Dalam teori social capital (modal sosial), jaringan bernilai adalah yang dipenuhi kepercayaan dan kerja sama. Ini lebih berharga daripada sekadar jumlah kontak di ponsel. Seperti teman sekolah yang tetap akrab seumur hidup, hubungan bertahan bukan karena saling butuh, melainkan karena kebersamaan yang tulus.
Namun, dunia kini semakin transaksional. Banyak orang hanya menghubungi saat butuh, lalu menghilang setelah urusan selesai. Mereka lupa bahwa komunikasi bukan sekadar alat mencapai tujuan, tetapi juga cara menjaga hubungan. Akibatnya, banyak relasi melemah, karena lebih banyak berorientasi pada kepentingan sesaat. Symbolic capital (modal simbolik) seperti reputasi dan culture capital (modal budaya) seperti pemahaman komunitas tidak berkembang, karena hubungan hanya berjalan satu arah.
Jika ini dibiarkan, hubungan kehilangan makna. Orang akan melihat jaringan sebagai beban, bukan ruang bertumbuh. Koneksi tanpa trust (kepercayaan) menghasilkan interaksi kering dan mudah putus. Tanpa modal sosial yang kuat, kita kehilangan akses ke dukungan, inspirasi, dan kolaborasi yang memberi manfaat lebih besar dalam jangka panjang.
Solusinya adalah membangun jaringan yang lebih berkelanjutan. Kita perlu merawat modal sosial dengan kehadiran tulus, menjaga modal simbolik dengan reputasi baik, dan memperkaya modal budaya dengan pemahaman komunitas. Berkomunikasi tak harus selalu soal kepentingan. Kadang, sapaan sederhana atau keterlibatan kecil cukup untuk memperkuat kepercayaan dan solidaritas.
Kepercayaan tumbuh dari kehadiran, seduluran kokoh karena terus dirawat. Mari melingkar di Juguran Syafaat esok, menelusuri bagaimana jaringan tidak hanya menghubungkan, tetapi juga menghidupi, menguatkan dan dapat menjadi jalan penghidupan. (Redaksi Juguran Syafaat)