KUNJUNG-MENGUNJUNGI ANTAR DAERAH
Kunjung-mengunjungi terjadi tidak hanya antar jamaah satu daerah saja tetapi juga dengan penggiat di daerah-daerah sekitar. Hal ini menandakan paseduluran Maiyah terjalin. Para penggiat itu berkunjung saat acara rutinan maupun pada saat acara yang lain. Kami, Kalijagan menyambut dengan gembira. Mereka yang berkunjung biasanya dari daerah sekitar. Yang paling sering adalah Sedulur Maiyah Kudus dan Gambang Syafaat.
Pernah juga datang dari Nganjuk, Tasawuf Cinta datang satu rombongan bus, Majelis Maiyah Dualapanan Lampung bersama Pak De Mus, teman-taman Gugur Gunung Ungaran, teman-teman Tembang Pepadang Kendal, dan teman-teman Majlis Alternatif Jepara. Sering juga mampir dulu Kiai Muzammil, juga pernah Syaikh Nursamad Kamba. Beruntung di Demak ada makam Sunan Kalijaga dan Masjid Agung Demak, sehingga jika ada rombongan Maiyah dari daerah lain berziarah maka sekalian bertemu dengan kami. Alhamdulillah.
Kunjungan paling besar dan kami syukuri adalah dari teman-teman Tasawuf Cinta Nganjuk. Mereka datang satu bus dan satu mobil. Rumah kami tidak muat menampung. Sebelumnya mereka berkunjung juga di sedulur Maiyah Kudus. Kami menyambut saudara-saudara kami ini dengan suka cita. Kami juga berencana melakukan kunjungan balasan pada suatu saat nanti. Kami berangkulan seperti bertemu saudara yang sudah lama sekali kenal padahal baru pertama kali itu bertemu.
Berkah yang tidak kalah membahagiakan adalah datang dari Lampung. Usai acara Tawashshulan di Yogya pada tanggal 27 Mei tahun ini, Pak De Mus bersama dengan sedulur-sedulur Maiyah Lampung mengendarai dua mobil datang ke Demak. Kami berkesempatan bertukar pikiran, berbagi pengalaman, dan cinta. Tidak cukup itu beberapa hari setelah mereka sampai di Lampung, mereka mengirim satu kardus kopi kualitas terbaik. Kopi itu kemudian menemani malam-malam teman-teman Kalijagan saat berkumpul.
Kiai Muzamil saat masih sugeng dulu karena sering berziarah di Kadilangu maka sering pula bertemu dengan kami. Hal itu juga berkah bagi kami karena ada waktu bagi kami untuk mendengarkan nasihat dan bimbingan dari beliau. Begitu juga datangnya Syaikh Nursamad Kamba. Waktu itu Syaikh Kamba sedang mengisi acara di Kudus, usai acara itu beliau ke makam Kadilagu dan salat jumat di Masjid Agung Demak. Kami berkesempatan masuk bersama Syaikh Kamba ke dalam makam Sunan Kalijaga yang tidak setiap saat dibuka.
Kegembiraan yang masih terasa hingga sekarang adalah ketika kami ketempatan sebagai tuan rumah diselengarakannya acara Silaturahmi Penggiat Maiyah wilayah Jawa Tengah yang pada waktu itu dihadiri oleh Mbah Nun. Kami sungguh bergembira meskipun dengan perasaan was-was dan cemas karena pada waktu itu dengan puncak-puncaknya wabah corona dan acara-acara dilarang untuk diselenggarakan. Kami sampai pindah tempat tiga kali karena pemilik tempat yang disewa tidak berani. Akhirnya acara itu diselenggarakan di tempat sederhana di gedung madrasah diniyah di Karangawen.
Kami tidak hanya dikunjungi, kami juga berkunjung ke simpul-simpul sebelah. Kami sering datang ke Sedulur Maiyah Kudus, Gambang Syafaat, Gugurgunung, juga pernah ke Sendon Waton Rembang. Setiap bulan jika tidak ada acara yang sangat penting kami juga berusaha datang ke Mocopat Syafaat, Yogyakarta.
Begitulah paseduluran Maiyah mencari jalannya sendiri untuk saling terhubung satu sama lain.