KOLABORASI SURVIVAL SAMANIYAH

(Catatan Workshop Wedang Rempah LKMS)

Sebagaimana agenda yang kami (LKMS) wartakan sebelumnya, Minggu sore 19 Maret 2023 alhamdulillah telah terlaksana Workshop Wedang Rempah bersama Pak Je Pentjak Djawi.

Sekira habis Ashar, teman-teman sudah berkumpul di SAMAN (Sasono Mandoro. Sebuah “huma” yang sudah 2 tahun lebih menjadi “sasana” kemandoroan teman-teman Gerbang DIY. Kemandoroan berakar kata “mandoro”, yang di teman-teman Gerbang (Gerakan Anak Bangsa) memiliki makna mandiri/berdikari dengan gotong-royong. Sebab toh tak ada manusia yang mampu berdiri sendiri tanpa unsur keterlibatan manusia lainnya. Mandoro juga merupakan kata baru yang persambungan dari Ndoro (tuan) dan dikenai awalan me, meng. Sehingga memiliki maksud/makna penjabaran “ajakan untuk menjadi tuan-rumah di negeri sendiri”. Bismillah, semoga dan diijabahi oleh Allah Swt.

Kembali ke suasana workshop yang saya agak terlambat datang karena sesuatu hal. Sekitar 12 gundhul yang hadir, sip, “regeng”. Bersama suasana menjelang senja di SAMAN, saya dapati peserta workshop begitu antusias dan fokus menyimak paparan dari Pak Je. Sampai-sampai, suara gemericik air sungai kecil di sebelah barat saya bisa dengar.

Sesi Pertama, paparan lebih kepada apa bagaimana kenapa empon-empon mesti kita gali kembali. Berikut khasiat tiap jenis, habitatnya dimana, di kondisi kontur tanah yang bagaimana, dan seterusnya. Padat merayap, runtut, serius, dan penuh semangat diurai oleh Pak Je. Sesekali saya lemparkan candaan, agar kesegaran konsentrasi tetap terjaga, ahihihi.

Lihat juga

Tetiba, rintik hujan menyapa tetumbuhan SAMAN. Wah joss banget inih, kata batin saya. Menjelang senja diiring rintik hujan, bagi penghayat dunia nash kata-kata, tentu adalah kesempatan untuk “meledakkan rasa”. Kami pun masuk ke ruang paling utara Gubug Saman. Gubug dua lantai dengan 3 ruang di bawah dan 1 ruang di atas. Ruang paling utara biasa digunakan teman-teman Gerbang untuk “sebo”, manembah, mendirikan sholat. Yang tengah untuk melepas penat sesudah berkebun, diskusi, “ngudoroso”, 27an, tawashshulan, ruang tamu, sekaligus ruang makan. Yang selatan, adalah ruang alat pertanian dan berkebun. Ouh ya, teman-teman Gerbang DIY juga punya juru masak khusus tiap acara-acara “samaniyah” lho. Pak Lurah Teyenk dan Pak Heri Guru. Yess, beliau berdua juru masak kami.

Pencegahan, demikian kata kunci yang ditekankan Pak Je. Kalau Leluhur kita dulu konsentrasinya lebih ke pencegahan, apapun itu, termasuk kesehatan tubuh njenengan semua. Saya jadi ingat frasa “pepeling” Njeng Nabi Muhammad Saw yang “sempat sebelum sempit, sehat sebelum sakit, hidup sebelum mati”. Duh, iya ya, kata batin saya. Kenapa kita tidak menjalani Sunnah Beliau di kehidupan sehari-hari kita.

Prakk!! Suara pukulan mengagetkan saya. Rupanya Pak Je sedang praktek komposisi Wedang Rempah langsung. Disaksikan hadirin, satu per satu empon-empon dengan volume tertentu diracik Pak Je. Gelas besar (seukuran gelas es teh angkringan jogja) terisi racikan hampir separonya. Whaikih, segerr Lur, kata saya. Langsung praktek dan langsung meracik kemudian dilakukan masing-masing yang hadir. Ada yang kemudian ketahuan terbiasa dengan alat masak, dan ada yang tidak. Nggemeske tenan.

Singkat catatan, masing-masing yang hadir sudah selesai menuang air matang panas dan aroma rempah membubung di ruang utara Gubug Saman.
“Jangan lupa shalawat kepada Kanjeng Nabi terus njenengan lantunkan saat meracik Wedang Rempah. Itu yang pokok. Perihal khasiat yang nanti bisa kita klasifikasikan, bismillah kersanipun Gusti Allah Swt.,” pesan Pak Je.
“Nanti di rumah usahakan langsung nggawe dan disajikan ke orangtua njenengan, sebagai oleh-oleh tadi pamit kumpulan LKMS. Trus misalnya mau ditambahi biji selasih, bunga telang, susu murni, kopi, monggo bebas. Yang penting bahan-bahan pokok Wedang Rempah sudah njenengan kuasai,” lanjut Pak Je.

Alhamdulillah, sruput demi sruput wedang rempah saya lihat menjadikan kegembiraan workshop semakin nampak. Ada potongan pepaya kalifornia “hasil bumi” Saman di piring dan ketela rebus, melengkapi senja yang kolaboratif. Mak nyess di hati kami. Maturnuwun Gusti, semoga ketersambungan kami (LKMS dan Gerbang DIY) ini Engkau permudah dan perjalankan lagi. Aamiin.

Tak terasa waktu sudah mendekat ke pukul 18:00 WIB lebih, dan sebagai penutup workshop, saya ucapkan terimakasih kepada semua yang hadir. Semoga nilai-nilai kekeluargaan dan keilmuan yang kita upayakan ini bisa berlanjut ke keluarga di rumah dan masyarakat sekitar panjenengan. Jangan lupa untuk hadir di giat-gerak LKMS selanjutnya. Hati-hati di jalan, salam hormat dan salam kempel. Wassalam.

SAMAN (Sasono Mandoro) Banguntapan, 19 Maret 2023.

Lihat juga

Back to top button