KE SURABAYA, MARI KE KAYOON HERITAGE
Jika Anda pergi ke Surabaya, sempurnakanlah kunjungan Anda dengan mampir ke Kayoon Heritage, yang berada di Jl. Embong Kemiri No. 19-21, Genteng, Surabaya. Jika Anda butuh makan, minum, dan bersantai, Anda sudah benar datang ke sini. Di Kayoon Heritage ada Soto Gubeng Pojok, soto legendaris dan merupakan usaha keluarga Jamaah Maiyah BangbangWetan. Ada Star Steak, menjual makanan olahan daging, daging sapi dan ayam. Ada Bebakaran, yang menjual aneka sosis bakar. Ada Sego Pecel Godong Jati, usaha milik Pak Suko Widodo, salah satu penggiat sosial dan sesepuh BangbangWetan.
Ada Simply Moore, yang menjual aneka kopi kekinian. Ada Angkringan 4.0 Suehat, menjual sate-satean, gorengan dan aneka wedhangan khas Yogya. Ada TB 27, yang menjual aneka merchandise Bonek. Selain itu ada sinom dan ada dawet Rengganis, dawet kekinian milik salah satu penggiat BangbangWetan, terpajang di showcase penjualan.
Sejak awal berdirinya, Kayoon Heritage, salah satunya, ditujukan sebagai ruang ekonomi UMKM masyarakat yang membutuhkan tempat untuk menjual produk usaha makanannya. Menariknya, sebagian besar yang bekerja di setiap stan UMKM di Kayoon Heritage adalah kaum muda dan untuk mereka bisa bekerja di sini tak ada syarat administrasi seperti ijazah. Syarat menjadi karyawan di sini hanyalah mau bekerja dengan baik, jujur, dan sepenuh hati.
Mengapa ada kata Heritage di situ?
Iya, karena memang tempat ini adalah bangunan tua yang merupakan aset milik PT PAL Surabaya yang sudah tidak beratap, sebagian dindingnya sudah tidak beratap, serta dikelilingi rumput liar dan pepohonan. Entah bagaimana ceritanya, salah seorang senior Bangbang Wetan yang biasa disapa dengan awalan Wak ini mendapatkan mandat dan kepercayaan untuk mengelola sekaligus merevitalisasi bangunan tua ini.
Kebetulan Wak yang satu ini sudah lama bercita-cita memiliki tempat usaha di bidang makanan dan minuman di jantung kota Surabaya yang sekaligus menjadi tempat berkumpul orang-orang dari berbagai berbagai komunitas entah rapat atau diskusi yang enak dan asik. Jadilah cita-cita itu bisa diwujudkan melalui Kayoon Heritage ini.
Kayoon Heritage dibangun dengan konsep tetap mempertahankan bangunan dan nuansa klasiknya. Resminya Kayoon Heritage lahir bertepatan dengan Milad ke-15 BangbangWetan, yaitu pada 9 September 2021. Saat itu, pada 23 September 2021, Majelis Ilmu BangbangWetan mengadakan Sinau Bareng edisi milad ke-15 di Kayoon Heritage, yang diselenggarakan pada siang hari dan dihadiri oleh Mbah Nun.
Dalam mengembangkan Kayoon Heritage, Wak tidak sendirian. Mas Veryanto (penggiat senior BangbangWetan) dipercaya sebagai manajer dan dia mencoba mewujudkan Kayoon Heritage sebagai sekaligus tempat ekspresi kaum muda yang berjiwa kesenian. Hampir setiap hari ada kelompok musik tampil menghibur pengunjung. Sabtu ada Classrock, grup band bergenre rock. Minggu ada Limo lebih bernuansa akustik dan romantik. Senin ada Dinda akustik. Selasa ada Ukuaka, grup bergenre Reggae yang kebanyakan pemainnya adalah pemuda dari Indonesia timur. Rabu Brajjasena, grup musik penggiat BangbangWetan, lebih cenderung dengan tagline rutinan musik-diskusinya “Musik Pulang Kerja”.
Kamis ada 769 akustik. Serta Jumat ada Pemuda Mitra Surabaya, grup musik pemuda Kampung Malang Surabaya bergenre keroncong, mampu membuat pengunjung antusias datang dan bernyanyi. Kayoon Heritage pernah juga menjadi tempat parade musik “SINERGITAS band TNI dan POLRI untuk NKRI” se-Surabaya.
UMKM makanan dan minum sudah ada, kelompok-kelompok musik yang bisa tampil juga sudah ada, dan tinggal satu: Kayoon Heritage sebagai tempat ngumpul dan ruang kreasi bagi komunitas-komunitas. Maka alhamdulillah kemudian banyak komunitas berkumpul di Kayoon Heritage. Ada komunitas Bekenbener.com, komunitas diskusi intelektual dan kepemudaan, dengan berbasis media sosial yang sering diskusi dan tapping video diskusi untuk kanal youtube-nya.
Ada Bonek, yang sering nobar (nonton bareng) pertandingan Persebaya dan sering mengadakan penggalangan dana saat terjadi bencana. Ada komunitas ludruk The Luntas, tampil ludrukan mengenalkan ludruk kepada kaum muda, serta pernah mengadakan “Ludruk Charity” untuk menghimpun dana untuk men-support Cak Sapari, legenda ludruk Surabaya yang sedang sakit sebelum meninggal dunia pada 15 September 2022. Ada komunitas fotografi, yang belajar dan berdiskusi seputar dunia pemotretan.
Ada komunitas film ActThink Club, yang berlatih dan diskusi seputar perfilman. Ada juga komunitas motor serta komunitas mobil mengadakan acara kopdar di Kayoon Heritage. Ada komunitas Perhumas Surabaya asuhan Pak Suko Widodo pernah mengadakan acara diskusi.
Selain itu, Kayoon Heritage menjadi tempat berkumpul ibu-ibu arisan. Tempat spot foto kenang-kenangan siswa kelas 3 SMA. Tempat spot foto model dan prewedding komunitas fashion dan model. Tempat pertunjukan drama perjuangan Wirabhakti Letnan Achijat, Sang Alap-alap dari sektor timur Surabaya, diselenggarakan oleh Front Kolosal Surabaya.
Pernah juga menjadi salah satu tempat Cangkrukan Sejarah komunitas sejarah Roodebrug Soerabaia, membahas Laskar Hizbullah dalam pertempuran Surabaya, serta menjadi tempat salah satu agenda mengenalkan sejarah Surabaya, yang dimeriahkan oleh Luna Maya, Marianne Rumantir dan Erika Carlina. Menjadi tempat shooting video klip Steven & Coconut Treez. Serta menjadi markas dan tempat rutinan Majelis Ilmu BangbangWetan setiap bulan selama dua tahun terakhir.
Demikianlah bangunan tua ini dapat dihidupkan kembali menjadi ruang ekonomi, ekspresi, dan kreasi di jantung kota Surabaya. Ruang untuk semua orang (terutama para generasi muda) bisa berkumpul, berdiskusi, berbuat baik, dan sebisa mungkin bermanfaat bagi sekitar. Ada komposisi spirit di sana: Surabaya, pemuda, dan Maiyah.
Buat teman-teman yang penasaran dan ingin bekerja sama dalam UMKM dengan Kayoon Heritage, silakan datang ke lokasi, setelah itu rasakan nuansa klasiknya, yang nyaman untuk berkumpul, ngobrol, berekspresi, dan berkreasi. Semoga hidupnya UMKM di Kayoon Heritage Surabaya bisa ikut menghalau dampak resesi ekonomi 2023 tahun depan. Syaratnya, ya ayo kita sering-sering datang ke sana.
Surabaya, 27 Oktober 2022