JIWA YANG SEGELOMBANG
(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Paseban Majapahit Mojokerto edisi Desember 2023)
Di beberapa kesempatan kami saksikan anak-anak itu bercengkrama dengan begitu akrab. Kalau diperhatikan dengan lebih seksama, mereka terlihat seperti teman sepermainan yang sudah saling kenal sejak lama. Guyon, playon, dolanan bareng. Penuh kegembiraan.
Agak berbeda dengan anak-anak pada umumnya, mereka tidak suka berebut, bertengkar, atau menang-menangan saat bermain bersama. Tetapi sebaliknya, kebersamaan mereka diliputi semangat saling berbagi dan saling pengertian. Mesra, ajur ajer, nyedulur banget.
Tak tega rasanya melihat ekspresi kekecewaan dan kesedihan yang tergambar jelas di wajah mereka, ketika tiba waktunya berpisah, dan harus pulang ke rumah masing-masing.
Sekilas bisa kami rasakan betapa hati mereka sepertinya telah nyawiji. Ada ketertarikan dan keterikatan batin yang kuat di antara mereka. Dan kepada orang tuanya masing-masing, mereka tak malu-malu untuk memaklumatkan teman-temannya sebagai “bestie”.
Mereka semua adalah anak dan cucu para penggiat Paseban Majapahit. Sebetulnya mereka juga tidak terlalu sering bertemu. Tidak selalu bisa ndherek rutinan bareng bapak ibu atau kakek neneknya. Baik ketika Pasebanan atau ke Padhangmbulan. Hanya sesekali waktu saja mereka diajak dolan, sambang-sinambangan ke rumah, atau ketemu saat rutinan.
Sebagai orang tua, yang bisa kami lakukan hanya sebatas mengajak mereka untuk ikut sinau srawung dan saling silaturahmi. Tetapi sepertinya kebersyukuran kami atas semua nikmat paseduluran ini telah dihadiahi Allah dengan nikmat yang lebih melimpah lagi. Kenyataan hidup yang menjadi penegas makna firman-Nya: “La-in syakartum, la-azidannakum“.
Tanpa kami sadari, tanpa bisa kami atur-atur dan kami manipulasi, kami mendapati betapa hati anak-anak itu telah nyawiji. Menyatu sebagaimana hati orang tua mereka saat ini.
Jiwa-jiwa mereka telah segelombang. Sebagaimana Allah juga sudah berkehendak untuk men-segelombang-kan jiwa-jiwa kami, para orang tua mereka. Jiwa-jiwa yang insya Allah segelombang dengan amr dan irodah Allah.
Betapa hati kami sangat bungah atas semua anugerah-Mu itu Ya Robbi. Bahagia sekali!
Betapa telah Engkau wujudkan dan nyatakan keyakinan Mbah Nun di sebuah tulisannya:
“Meskipun Maiyah adalah mata air yang dicurahkan dari langit ke suatu titik di tanah Indonesia, tetapi ia diperuntukkan hanya bagi hamba-hamba yang di dalam dirinya terdapat ‘jiwa yang segelombang‘ dengan amr dan irodah Maha Ruh sumber mata air itu, melalui garis syafaat kekasih-Nya Muhammad Saw.” [Tetes: Satu dari Sepuluh – 26 Oktober 2017]
(Redaksi Paseban Majapahit)