BANGSA BIBIT UNGGUL

(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Gambang Syafaat Semarang edisi September 2023) 

Tema Gambang Syafaat pada edisi 25 September 2023 mengangkat kembali salah satu judul tulisan Mbah Nun dalam bukunya yang berjudul “Kagum Kepada Orang Indonesia”. Pemikiran yang beliau tulis pada tahun 2015 masih menjadi isu dan tantangan bagi negeri kita saat ini, yang memiliki populasi penduduk terbesar di ASEAN dengan 278 juta jiwa pada tahun 2023.

Bangsa Bibit Unggul mengingatkan kembali bahwa bangsa Indonesia memiliki banyak potensi kekayaan sebagai sumber kemakmuran bagi rakyat. Dalam tulisan beliau mengutip lagu Koes Plus, “bukan lautan tapi kolam susu, kail dan jala menghidupimu, tanah dan batu jadi tanaman,” yang menggambarkan kekayaan dan kemakmuran negeri ini. Selain itu, manusia Indonesia juga memiliki potensi keunggulan, yang memiliki kesadaran syukur yang tinggi, mampu menghadapi kompleksitas masalah dengan kegembiraan, dan memadukan kebaikan dan keburukan dalam harmoni meski belum didukung oleh struktur yang memadai.

Bangsa dengan bibit unggul seharusnya melahirkan pemimpin yang unggul. Namun, untuk melahirkan bibit unggul ini juga menghadapi banyak tantangan, seperti perkembangan teknologi yang sudah banyak mengubah peta ekonomi, budaya, sosial, dan politik. Pada diskusi mingguan komunitas Gambang Syafaat, melalui wadah Reboan, menjadi pemantik awal tema ini. Forum mingguan tersebut banyak mendiskusikan berbagai peristiwa polusi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bibit unggul. Polusi yang dielaborasi memiliki makna yang lebih luas, tidak hanya terbatas pada peningkatan kadar emisi gas CO2 yang banyak terjadi di lingkungan perkotaan. Namun juga polusi lainnya seperti judi online yang semakin populer, peningkatan ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV, maraknya LGBT di kalangan pelajar dan lain sebagainya.

Dalam forum besar Gambang Syafaat bulan ini, akan menjadi ruang bersama, untuk menggali, mengelaborasi, mengidentifikasi untuk memperluas pemahaman dari apa yang menjadi pemantik yang sudah didiskusikan di reboan. Bagaimana bangsa bibit unggul? Dan bagaimana melahirkan kembali bibit unggul? Bagaimana perspektif Maiyah memahami dan memaknai sebuah keunggulan? Dalam skala individu dan komunal, keunggulan-keunggulan apa yang sudah didapat selama pembelajaran dalam Maiyah? Apa bentuknya? Implementasinya sudah sejauh apa? Bagaimana peristiwa-peristiwa yang terjadi?

(Redaksi Gambang Syafaat

Lihat juga

Back to top button