ASLINYA BISA SAMPAI KEMANA-MANA
“Katakanlah (Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).”” (QS. Al-Kahfi: 109).
Tidak hanya memancing kesadaran akan adanya ayat-ayat yang tak difirmankan dan kesadaran untuk menjadi manusia universal, penggambaran “air laut tak akan cukup untuk menuliskan ayat Allah, meski ditambah lagi dengan jumlah yang sama” menurut pengalaman Mbah Nun juga bisa memunculkan kesadaran bahwa ketika kita melihat, mengamati, membicarakan, atau menganalisis sesuatu hal, aslinya bisa sampai ke mana-mana karena sesuatu hal itu berada dalam semesta yang luas, yang ada kaitannya dengan hal-hal lain dalam urutan atau rentang kaitan atau sebab-akibat yang panjang dalam semesta yang luas tersebut, di mana sesuatu itu tidak berdiri sendiri.