Masyarakat Kahfi

Ashabul Kahfi atau Pemuda Kahfi adalah sekelompok pemuda yang dikenal karena tidur selama berabad-abad di dalam sebuah gua. Makna terbaik yang bisa saya ambil dari peristiwa itu adalah para pemuda itu dilindungi dari semua kontaminasi-kontaminasi kerusakan yang terjadi di luar gua.

Mbah Nun menjelaskan peristiwa Ashabul Kahfi dalam beberapa kesempatan di forum publik Maiyah. Mbah Nun berkata bahwa surat Al-Kahfi itu adalah surat favorit beliau, bahkan sangat berjodoh dengan surat tersebut. Diskusi di forum Maiyah mengenai peristiwa Ashabul Kahfi, memantik pertanyaan yang dilontarkan oleh Mbah Nun ke jamaah, lebih baik mana yang terlihat daripada yang tidak terlihat? Ketika pertanyaan itu dilontarkan ke jamaah, terjadi keraguan oleh para jamaah. Mbah Nun mencoba kembali mengelaborasi dengan analogi sebuah bangunan. Penting mana, cat warna bangunan yang sangat terlihat dan bisa dipandang, ataukah besi cor, semen, batu bata, kayu yang menegakkan bangunan itu, tetapi tidak bisa dilihat? Para jamaah mulai mengerti dan setuju dengan elaborasi Mbah Nun bahwa ternyata yang lebih penting itu adalah yang tidak terlihat. Bahkan menurut saya hal-hal yang tak terlihat itu yang cenderung lebih bertahan lama, daripada hanya sebuah cat yang mungkin mudah digonta-ganti.

Ini juga berlaku pada semua hal. Saya ambil contoh, dalam ruang ilmu teknologi informasi. Infrastruktur sebuah aplikasi itu memiliki peran yang lebih penting daripada tampilan dari teknologi informasi tersebut. Tanpa ada infrastruktur yang berjalan di belakangnya, mustahil aplikasi itu bisa berjalan. Mau berjalan di mana? Dan anda tahu, infrastruktur teknologi informasi tersebut tidak terlihat, tidak wah, tidak memanjakan mata, hanya berisikan barisan bahasa kode yang berjalan pada perangkat keras, yang tidak cantik, tidak seksi, yang berdialektika satu dengan yang lainnya sehingga sebuah aplikasi bisa berjalan.

Masih terkait dengan “kode”, saya mengutip pernyataan dr. Eddy Supriyadi, “Yang Cak Nun huni ini adalah sebuah gua yang sophisticated yang dilengkapi dengan kode-kode dan sensor tertentu sehingga salah seorang sahabat saya bercanda dengan berbisik ke saya, ‘Hanya waliyullah yang bisa memasukkan kode-kode itu’“. Dan benar, mungkin hanya Mbah Nun yang punya pemahaman lengkap bagaimana kode-kode itu. Kode yang tidak bisa kita lihat sebagai masyarakat awam. Tapi saya yakin kode itu berbaris, berdialektika satu dengan yang lainnya.

Bagi masyarakat Maiyah, pasti sudah sangat paham betul bagaimana Maiyah berjalan selama ini. Sebuah wadah ilmu, organisme, forum, yang sudah berjalan cukup lama lebih dari 20 tahun, memiliki simpul di mana-mana, tetapi seakan tersembunyi. Jangan salah paham, Maiyah itu dikenal. Tetapi bagi saya pribadi, Maiyah itu memang seperti disembunyikan di gua agar dapat dilindungi dari semua kontaminasi-kontaminasi kerusakan yang terjadi di luar. Makanya tidak ada namanya Maiyah viral, Maiyah heboh, Maiyah, trending!

Lihat juga

Dalam sunyi itu, masyarakatnya tidak pernah diam. Di Malang, di rumah Maiyah Al-Manhal sampai sekarang masih melakukan kegiatan rutin. Mulai dari workshop, seminar, diskusi, tawasshul an, dan forum rutin rebo legi. Tanpa lelah, forum Maiyahan terus berjalan hanya bermodalkan “kami sadar, kami mendengarkan, kami yakin, kami mengimani”. Dan kegiatan ini akan selalu disembunyikan di dalam gua yang di dalamnya terdapat masyarakat yang disebut masyarakat Kahfi.

Lanjut mengutip tulisan dr. Eddy Supriyadi,

“Kumpulkan dan kembalikan energimu, agar ketika kamu bangun maka kamu sudah siap mengguncang dunia meluluh lantakkan segala angkara murka yang ada….”

“Kemudian kau tata kembali!!”

Seperti itulah harapan kami terhadap kondisi beliau. Tak henti doa kami mengalir kepada beliau agar proses istirahatnya beliau berjalan dengan baik. Dan saya pribadi juga sudah menguatkan hati, bahwa sudahlah, Allah yang lebih tahu kondisi beliau, bagaimana kedepannya. Sudah banyak yang beliau berikan kepada kami. Mungkin kami anak cucu beliau yang waktunya bangun, bangkit, belajar, berbagi, berkontribusi. Biarkan Mbah Nun menikmati istirahatnya, menikmati waktu intim bersama keluarganya. Mari serahkan semua kepada Allah.

Di sana, pertolongan itu hanya dari Allah Yang Mahabenar. Dialah (pemberi) pahala terbaik dan (pemberi) balasan terbaik. Q.S Al-Kahf Ayat 44

Lihat juga

Back to top button