RAYAKAN HUT KE-43, PT PAL INDONESIA BERSYUKUR BERSAMA CAK NUN DAN KIAIKANJENG 

Pagi hingga siang hari kemarin, Kamis (1/6/23), PT PAL Indonesia menggelar acara bertajuk PT PAL Indonesia Bersyukur Bersama Cak Nun dan KiaiKanjeng. Acara ini merupakan puncak rangkaian perayaan HUT Ke-43 PT PAL Indonesia. Acara digelar indoor di Hanggar Kapal Selam PT PAL Indonesia di kawasan TNI AL Perak Surabaya dengan dihadiri kurang lebih 1300-an karyawan PT PAL yang mengenakan uniform kaos casual bertuliskan 43 Tahun PAL Indonesia Going Global Together.

Sudah dimulai sejak pukul 08.00 WIB, rangkaian acara awal berlangsung meriah di antaranya diwarnai dengan pengundian atau pembagian doorprize serta penyampaian penghargaan kepada CEO berprestasi. Jajaran direksi dan semua karyawan berbaur jadi satu. Direktur PAL Indonesia, Bapak Kaharuddin Djenod, tak lelah naik ke panggung memberikan hadiah satu per satu kepada para penerima penghargaan maupun hadiah. 

Pukul 08.30 seluruh personel KiaiKanjeng sudah tiba di lokasi acara dengan berjalan kaki dari resto Sempulur, tempat KiaiKanjeng transit, di depan komplek utama PAL Indonesia, dan saat tiba di depan Hanggar Kapal Selam, KiaiKanjeng berfoto bersama. Pukul 09.15 menyusul Cak Nun tiba di lokasi dan mobil yang membawa beliau masuk dari pintu belakang Hanggar sehingga bisa langsung turun di belakang panggung. 

 

Turun dari mobil, dengan ditemani Pak Suko Widodo, Cak Nun langsung disambut oleh Pak Kaharuddin Djenod dan jajaran, panitia, dan sebagian karyawan. Pemandangan salim dan cium tangan Cak Nun pun segera tampak. Duduk di kursi di belakang panggung Cak Nun ngobrol sejenak dengan Pak Kahar, kemudian dengan panitia lainnya, dan tak sedikit yang minta foto bersama. Sembari menunggu saat KiaiKanjeng naik panggung, Cak Nun diajak ke luar Hanggar tepatnya di area pintu masuk belakang di mana di situ sudah merupakan kawasan perairan laut, dan terdapat beberapa kapal di situ. 

PT PAL Indonesia adalah salah satu industri strategis milik Indonesia yang dikelola oleh BUMN yang memproduksi alat utama sistem pertahanan Indonesia untuk matra laut. Tidak hanya memenuhi kebutuhan pertahanan Indonesia sendiri, PT PAL juga memenuhi pemesanan dari negara-negara lain, dan dalam hal ini diharapkan PT PAL menjadi industri pertahanan yang disegani di dunia. Beberapa negara yang memesan kapal ke PT PAL adalah Filipina dan Uni Emirat Arab. Gedung Hanggar tempat acara ini adalah “bengkel” atau workshop tempat memproduksi, memperbaiki, dan service kapal selam.

Ketika sudah naik ke panggung, didampingi Pak Kaharuddin Djenod dan tiga orang jajaran beliau, Cak Nun mengungkapkan apresiasi dan kebanggaannya kepada anak-anak bangsa yang bekerja di PT PAL ini. Berikut beberapa poin yang disampaikan Cak Nun. 

Pertama, dengan perspektif ungkapan yang menggambarkan Kanjeng Nabi muhammadun basyarun wa laisa kal basyari bal huwa kal yaquutu baina hajar. (Nabi Muhammad itu manusia tetapi tidak seperti manusia, tetapi beliau seperti mutiara di antara batu-batu), Cak Nun mengatakan Indonesia ini terlalu banyak batu-batu kerikil di mana-mana sehingga tidak mengerti ada emas seperti PT PAL ini, bahwa PT PAL adalah emas dan mutiaranya Indonesia. ”Masa depan Indonesia adalah negara maritim dengan Surabaya sebagai ibukota maritimnya di mana PT PAL berada di Surabaya,” kata Cak Nun lebih lanjut. Serta apalagi Surabaya adalah kota Pahlawan. 

Kedua, Cak Nun menyarankan agar PT PAL punya sistem promosi yang lebih bagus lagi agar lebih banyak orang mengerti PT PAL. Ketika menyatakan hal ini terasa di antara yang menjadi tekanan adalah agar masyarakat mengerti pentingnya eksistensi PT PAL bagi Indonesia khususnya Indonesia sebagai negara maritim. Cak Nun meletakkan PT PAL dalam konteks pentingnya kita memiliki konsepsi dan kesadaran tentang Indonesia sebagai negara-bangsa maritim. Cak Nun berpendapat PT PAL adalah salah satu yang punya konsep kemaritiman tersebut. Maka, beliau berharap kelak sesudah menjabat sebagai direktur PT PAL, Pak Kaharuddin Djenod bisa menjadi menteri kemaritiman Indonesia. 

Ketiga, Cak Nun mengajak anak-anak PAL tidak loro ati atau cilik ati kalau semisal tidak dianggap, terutama para kompetitor, atau tidak banyak yang mengenal PAL. “Teruskan apa yang kalian kerjakan,” ujar Cak Nun sembari kemudian menjelaskan makna dan etos ihdinas shiratal mustaqim. Menurut Cak Nun, shiratal mustaqim artinya adalah arah yang tepat. Bahwa yang terpenting jalannya PT PAL adalah ke satu titik yang tepat, yaitu untuk kemajuan, kebesaran, kesejahteraan, dan martabat Indonesia sebagai bangsa yang besar. 

Keempat, Cak Nun sangat kagum kepada karya anak-anak PT PAL yang seperti disampaikan Pak Kahar adalah kapal-kapal kelas Internasional. Lebih detail, Pak Kahar menceritakan ada kapal selam yang pernah dibuat, dan ada satu tahap yang sulit yaitu menggabungkan blok-blok kapal selam tersebut. Alhamdulillah, anak-anak PAL bisa melakukannya dengan sangat baik dan mencapai zero risk. Ini membuat user kagum dan ini hal yang belum pernah dicapai oleh negara-negara lain pembuat kapal selam seperti Korea yang lazimnya selalu ada margin error-nya dalam setiap proses penggabungan tadi. 

Tentang konteks global ini, lebih dari sekadar memenuhi pasar internasional, Cak Nun berharap hendaknya PT PAL turut andil dalam menjaga visi bahwa Indonesia sebagai negara harus mengamankan dunia di mana Indonesia tidak boleh menjadi “pelacur” di antara dua kekuatan besar dunia yaitu Amerika dan China. 

Kelima, ketika tidak banyak yang tahu sehingga tidak menghormati, maka Cak Nun mengajak anak-anak PT PAL untuk tidak membenci mereka. Mereka yang tidak menghormati, biarlah tersibukkan di antara mereka. “Sibukkan yang tidak jujur dengan yang tidak jujur, dan ambil kami dari kesibukan mereka. Selamatkan PT PAL sampai ke masa depan,” doa Mbah Nun mengiringi KiaiKanjeng membawakan shalawat Asghil

Keenam, sebagai salah satu ungkapan syukur pada HUT ke-43 PT PAL, Cak Nun mengajak semua keluarga besar PT PAL bareng-bareng melantunkan Alhamdulillah wasy syukru lillah azka shalatii wa salamii lirasulillah diiringi musik KiaiKanjeng. Selain itu Cak Nun mendoakan PT PAL untuk mendapatkan kemenangan di masa depan dengan beliau melantunkan tiga ayat pertama surat Al-Fath. Sesuai dengan awal surat Al-Fath ini Allah menjanjikan kemenangan yang nyata, memberikan ampunan dosa, menyempurnakan nikmat-Nya, memberikan petunjuk akan shiratham mustaqim, dan memberikan pertolongan agung kepada PT PAL Indonesia. Semua doa ini juga berangkat dari apa yang dirasakan Cak Nun begitu berada di PT PAL bahwa PT PAL mengembalikan kepercayaan diri bangsa Nusantara sebagai bangsa yang besar. 

***

Interaksi KiaiKanjeng dengan seluruh hadirin sangat asik terutama ketika KiaiKanjeng menjelang akhir membawakan medlei Era yang diawali dengan lagu yang pasti semua mereka menjiwai sebagai bagian dari insan laut yakni lagu Nenek Moyangku Seorang Pelaut. Juga ketika Mas Doni dan Mas Imam bawakan ”One More Night” disambung dengan dangdut “Beban Kasih Asmara”. Banyak yang maju dan ikut bergerak bergoyang. Setiap kali KiaiKanjeng bawakan nomor lagu, Pak Kahar juga menikmati, ikut menggerakkan badan serta sesekali menoleh ke arah personel KiaiKanjeng untuk melihat kepiawian mereka dalam memainkan alat musik. 

Bahkan ketika acara sudah selesai pukul 12.00, KiaiKanjeng masih membersamai kegembiraan mereka dengan mengiringi mereka menyanyikan lagi Kemesraan Ini. Usai acara Mbah Nun segera diajak jamuan makan siang bersama Pak Kahar dan jajaran direksi lainnya ke gedung lain masih dalam komplek PT PAL. 

Demikianlah, beberapa hal yang dapat kita catat dari acara PT PAL Bersyukur Bersama Cak Nun dan KiaiKanjeng. Di penghujung acara, Cak Nun mengajak semua hadirin berdoa mengucapkan innama amruhu idza aroda syai-an an-yaquula lahu kun fayakun. Suara mereka menggema terdengar di hanggar kapal selam ini. 

Lihat juga

Back to top button