KETEMUAN DENGAN CAK ROZI JAMAAH LAMA PADHANGMBULAN DI SOUTHAMPTON

Saya sedang menemani orang tua bepergian ke Inggris. Sekadar menemani saja, tapi juga saya sambi “menelusuri” peninggalan Nusantara di Inggris. Tetapi, yang tak kalah penting, saya ingin sekali pas di Inggris bisa ketemuan dengan Jamaah Maiyah di sana. Maka, saya mencari tahu siapa teman jamaah di sana yang saya bisa temui. Saya bertanya kepada Mas Helmi, dan saya diberi kontak Cak Rozi. Seorang jamaah Maiyah Padhangmulan asli Jombang yang telah lama tinggal di Birmingham Inggris.

Alhamdulillah akhirnya kami diizinkan bertemu setelah beberapa kali mencoba untuk mencocokan jadwal. Semenjak mendarat di London, saya langsung menghubungi Cak Rozi, sosok yang bernama bernama lengkap Mohammad Rozi, untuk memperkenalkan diri dan menentukan jadwal bertemu. 

Semula kami memang berencana ke Birmingham, sekalian bisa mampir ke rumah Cak Rozi. Namun Cak Rozi setiap hari kerja dari jam 10 pagi sampai jam 10 malam, dan hari Kamis ada jadwal mengantar istri beliau ke luar kota di Southampton. Akhirnya saya mengubah jadwal semula dari Birmingham ke Southampton. 

Perjalanan dari Bristol ke Southampton hampir memerlukan waktu 2 jam atau sekitar 100 miles (160 km). Kami manfaatkan perjalanan yang panjang itu untuk mampir ke beberapa kota dan tujuan wisata menarik. Dari Bristol, kami berangkat jam 9 pagi. Karena beberapa kali nyasar, sampai Southampton sudah hampir jam 6 sore (tapi sudah sangat gelap). 

Alhamdulillah akhirnya kami jodoh bertemu hari Kamis, 2 Februari 2023, di parkiran area shopping centre di mana istri Cak Rozi sedang ada janji bertemu dengan seorang profesor orang Indonesia yang mengajar di University of Southampton.

Begitu pertama kali ketemu kami langsung berpelukan, rasanya seperti sahabat yang lama tidak berjumpa, padahal baru pertama kali ketemu. Setelah melepas “rindu”, kami saling memberi oleh-oleh. Alhamdulillah ketika di Perth saya seperti diilhami untuk membawa beberapa peci Maiyah dan beberapa songkok nasional  Juga ada buku Mencopot Jubah Nabi yang ditulis almarhum Yai Muzammil. Ajaibnya, Cak Rozi memberikan oleh-oleh  kepada saya coklat kopi yang saya lagi cari buat Om saya yang suka kopi di Jakarta. 

Kemudian oleh Cak Rozi kami diajak makan malam di restoran halal Cina. Sambil menunggu hidangan, saya coba menggali dan mengenali Cak Rozi. Beliau cerita, dulu pernah tinggal satu kos dengan Mas Helmi di Karangmalang sewaktu Cak Rozi kuliah di Jurusan Antropologi UGM angkatan 1994. 

Sejak sebelum kuliah Cak Rozi sudah rajin membaca tulisan-tulisan Mbah Nun seperti kolom-kolom beliau di Majalah Tempo yang kemudian menjadi buku Sililit Sang Kiai. Mulai dari situ Cak Rozi selalu mengikuti berbagai forum yang dihadiri Mbah Nun. 

Ketika itu Cak Rozi rajin mengkoleksi banyak kliping tulisan dan merekam banyak ceramah atau wedaran Mbah Nun khususnya di Pengajian Padhangmulan dan Mocopat Syafaat. Skripsi S1 dan tesis S2 beliau tentang pengajian Padhangmbulan. 

Dalam obrolan makan malam itu, Cak Rozi bercerita bagaimana dia tertarik dengan kolom Slilit Sang Kiai di mana di situ diceritakan slilit kayu/bambu dari pagar rumah orang yang diambil tanpa izin yg punya kemudian dihubungkan dengan eksploitasi hutan, dll. 

Cak Rozi sangat antusias bertemu dengan saya dan sangat ramah yang tentunya ini karena berkah Maiyah. Cak Rozi juga bercerita tentang sisi seorang perantau muslim Indonesia yang berjuang di perantauan dengan segala dinamikanya. Misalnya, lulusan sarjana magister Antropologi rela bekerja serabutan atau lebih tepat sebagai tenaga cleaner. Alhamdulillah, Cak Rozi sekarang bekerja sebagai caretaker di sekolah swasta di Birmingham di mana pekerjaannya lebih mudah dan stabil.

Selain itu, Cak Rozi juga punya usaha sampingan sebagai juragan tempe. Beliau memproduksi sendiri tempenya dan terkenal di kawasan Southampton dan sekitarnya. Sayang kemarin saya belum sempat mencicipi tempe buatan Cak Rozi. Berarti harus diagendakan lagi untuk ketemu lagi pada lain waktu hehe. Demikianlah pertemuan yang sangat membahagiakan saya dengan Cak Rozi. 

Lihat juga

Back to top button