PETUNJUK TENTANG MENDAPATKAN PETUNJUK
“Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(QS. Yasin: Ayat 21)
Ketika itu Mbah Nun sedang merespons tema “Kebangkitan Zakat” dalam Sinau Bareng yang diadakan oleh BAZNAS DIY di Yogyakarta pada 5 Mei 2017, di mana salah satunya beliau menjabarkan makna taqwa sebagai “kewaspadaan” dengan diberi satu contoh mengenai bagaimana bersikap tatkala kita berzakat, bershadaqah atau berinfaq. Orang yang berinfaq memang dijanjikan oleh Allah akan diberikan balasan. Tetapi, Mbah Nun juga mengingatkan ada ayat lain, yakni ayat di atas, yang menghendaki apabila kita memberikan sesuatu itu hendaknya tidak berharap balasan. Aplikasi kewaspadaan di sini, menurut Mbah Nun, adalah bila kita mengeluarkan sebagian harta kita sebaiknya jangan terlalu terfokus pandangan kita kepada balasan dari Allah.
Menariknya, dalam pandangan Mbah Nun, ayat ke-21 surat Yasin di atas, tidak hanya mengerem motivasi seseorang ketika berinfaq untuk tidak terlalu besar pandangannya kepada balasan dari Allah, tetapi ayat ini mengandung dua informasi. Pertama, kalau kita mau tahu orang yang diberi petunjuk oleh Allah ya itu dia yang di antaranya manakala memberi dia tidak mengharap balasan. Kedua, dari ayat tersebut juga bisa dipetik informasi bahwa bila kita ingin menjadi orang yang mendapatkan hidayah/petunjuk dari Allah, maka di antara hal yang bisa ditempuh adalah membiasakan diri memberi tanpa mengharap atau mengingat balasan.