ARTIKULATOR NIAT BAIK
(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Juguran Syafaat Banyumas Edisi Maret 2025)

Sebagus apa pun keterampilan komunikasi ditata, jika tidak digunakan untuk mengartikulasikan nilai (value) yang baik, maka itu hanya sekadar permukaan, serupa sebuah gimmick tanpa makna.
Ini adalah kritik terhadap komunikasi yang hanya berfokus pada teknik (intonasi, struktur, persuasi) tetapi kehilangan substansi moral serta nilai yang diperjuangkan. Dalam dunia yang dipenuhi dengan strategi komunikasi, personal branding, dan viralitas digital, banyak orang menjadi fasih berbicara tanpa benar-benar memiliki sesuatu yang berharga untuk disampaikan.
Sebab, komunikasi tanpa nilai cenderung manipulatif. Orang bisa terdengar meyakinkan tanpa membawa kebaikan atau makna mendalam. Lebih dari itu, komunikasi tanpa nilai tidak akan bertahan lama. Sebuah pesan mungkin viral, tetapi tanpa akar yang kuat, ia akan lenyap begitu tren berlalu. Yang perlu kita sadari, komunikasi tanpa nilai hanya menciptakan kebisingan. Bukannya memperjelas, justru menambah tumpukan informasi yang tidak membawa perubahan nyata.
Maka, betapa pentingnya menakar kembali niat baik sebagai fondasi komunikasi. Tidak cukup sekadar berbicara dengan jelas dan menarik; harus ada nilai yang diartikulasikan agar komunikasi memiliki dampak nyata. Menjadi artikulator niat baik berarti mengarahkan komunikasi untuk membangun resonansi jangka panjang, bukan sekadar mendapatkan perhatian sesaat.
Lebih jauh, kita dapat melibatkan diri dalam membangun ekosistem gagasan, agar komunikasi tidak hanya menjadi tren atau teknik persuasif kosong, tetapi benar-benar menciptakan perubahan sosial yang berkelanjutan.
Bersama-sama, kita akan melingkar di Juguran Syafaat edisi Maret 2025 untuk menggali lebih dalam bagaimana komunikasi yang berakar pada niat baik dapat menciptakan benefit bagi kehidupan Bersama kita.
(Redaksi Juguran Syafaat)