Awitaning Rah
Mukaddimah Majlis Gugurgunung 27 April 2024
Tema serupa pernah diangkat pada Oktober 2015. Mencobadirepetisi kembali pada April/Syawal 2024 ini. Alasan utamanyaadalah momentum Idul Fitri, dan tersambungnya denganbahasan tema pada bulan sebelumnya yaitu Maret/Ramadhan 2024 dengan judul Sa Rahas Semi.
Ringkasnya,
Sa Rahas Semi kami istilahkan sebagai Puasa sedangkanAwitaning Rah sebagai Witrah/Fitrah/Fitri/Hari Rayya. Persambungan yang menurut kami “eman” untuk dibiarkanbegitu saja.
Sarahassemi – Awitaning Rah
Sa-Rahas-Semi : menjadi ‘Sarhasmi’ menjadi ‘saresmi’. ‘Sa’ artinya satu, kepentatuan, ‘Rahas’ artinya: berhubungan intim, pribadi, pergumulan rahasia (kata rahasia juga berangkat darikata ‘rahas-sya’). ‘Semi’ artinya: tumbuh, mekar, berkembang, bertunas.
Awitaning Rah : “Awal Mula Jagad”. Jagad dalam artian ciptaanGusti Allah. Sehingga jagad awal ini merujuk pada ciptaan-Nya, pun masih harus diringkas secara mengerucut pada jagadpermulaan manusia.
Puasa – Idul Fitri
Puasa mempunyai esensi sebaran nilai yang komplek. Isuutamanya adalah pengendalian diri. Kaitanya dengan manusia, puasa adalah aktifitas pengendalian yang melibatkan seluruhkomponen diri manusia. baik komponen jasad sampai pada lapisan lapisan diri yang paling dalam dan lembut. Kesemuanyateraktivasi, terseimbangkan, terakurasi terbersihkan, tersucikan, terfitrahkan, sebagaimana manusia dalam kondisi saat AwitaningRah.
Apakah Sarahassemi dan Awitaning Rah hanya sebuhpersambungan peristiwa, atau justru sebagai salah satu prototype rumusan hidup ?
Apakah Sarahassemi – Awitning Rah hanyalah perayaantahunan, atau perayaan nilai yang bisa kita repetisi menjadiperayaan bulanan, mingguan, harian, bahkan sampaiserapat helaan nafas ?