23 TAHUN KENDURI CINTA TERUS MENGALIR DAN TUMBUH DALAM KOMPLEKSITAS RANJAU

(Untuk 23 Tahun Kenduri Cinta Jakarta)

Mengapa manusia gagal dalam terus tumbuh dan mengalir adalah karena kesalahan persepsi, gagal paham, salah identifikasi dalam menganalisa. Kendangkalan dalam menidentifikasi, menganalisa dan memahami suatu peristiwa akan membawa akibat buruk. Itulah salah satu pesan Cak Nun di Kenduri Cinta edisi ke-229 pada bulan Februari 2023 lalu.

Kota dan Perkembangannya

Laju populasi penduduk di perkotaan terus meningkat. Data laporan statistik pada tahun 2020 “World Urbanization Prospect” yang dipublikasikan oleh PBB menginformasikan bahwa proyeksi jumlah penduduk di kota dan desa dari tahun 1950 hingga 2050 menunjukkan peningkatan jumlah penduduk. Pada tahun 1950, hanya 30% penduduk yang tinggal di kota, namun angka ini meningkat menjadi 55% pada tahun 2018. Proyeksi tersebut menjelaskan bahwa angka ini akan mencapai 68% pada tahun 2050. Populasi dunia juga mengalami peningkatan signifikan, yaitu dari 2,6 miliar orang pada tahun 1950 menjadi 9,7 miliar pada tahun 2050.

Manajemen pertumbuhan penduduk perkotaan perlu diwaspadai mengingat laju pertumbuhan yang cepat dari tahun ke tahun. Tren peningkatan kepadatan perkotaan diikuti oleh laju penurunan penduduk perdesaan yang cukup tinggi. Saat ini, Indonesia menempati posisi ketiga dari 30 negara teratas dalam laju penurunan penduduk perdesaan, dengan persentase mencapai 26,6%. Indonesia menempati urutan ke tiga dengan laju penurunan tertinggi, secara berturut-turut adalah China, India, Indonesia, Bangladesh, dan Amerika Serikat.

Laju populasi penduduk di perkotaan terus meningkat secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan kota-kota semakin pesat dan membutuhkan perhatian yang serius. Tantangannya ke depan adalah bagaimana membangun ekosistem mendasar yang seimbang dan untuk memperkuat hubungan sosial, ekonomi, lingkungan, dan aspek lainnya secara multidimensi.

Perkotaan memiliki daya tarik tersendiri. Tak hanya pertumbuhan ekonomi, perkotaan juga menawarkan kesempatan bagi masyarakat untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Beberapa orang memutuskan untuk pindah ke kota dengan harapan bisa merubah hidup menjadi lebih baik. Di perkotaan, terdapat banyak kesempatan yang dapat dimanfaatkan, seperti pendidikan yang lebih baik, peluang bisnis yang lebih luas, serta lingkungan yang lebih maju dan modern. Menempati kota berarti memiliki akses yang lebih baik pada fasilitas seperti rumah sakit, klinik, sarana pendidikan, dan sarana publik lainnya.

Fasilitas yang lengkap menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang tertarik untuk tinggal di perkotaan. Perkotaan biasanya dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang lebih baik dibandingkan dengan pedesaan. Fasilitas tersebut termasuk infrastruktur, tempat rekreasi, pusat perbelanjaan, dan lain-lain. Dengan adanya fasilitas yang lengkap, masyarakat dapat memperoleh kemudahan dan kenyamanan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Di daerah perkotaan, inovasi merupakan hal penting yang dapat ditemukan. Perkotaan dapat menumbuhkan berbagai inovasi yang kompleks untuk mengikuti perkembangan tantangan tingkat lokal maupun global. Hal ini terjadi karena di perkotaan terdapat banyak orang yang memiliki berbagai latar belakang, pengalaman, dan ide-ide kreatif yang dapat bersinergi dan berkembang bersama-sama. Inovasi di perkotaan juga dapat meningkatkan kualitas hidup penduduknya, seperti penggunaan teknologi hijau untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kualitas udara.

Namun, di sisi lain, pertumbuhan perkotaan juga memiliki dampak negatif yang perlu diwaspadai. Salah satu dampak negatif tersebut adalah ketidakseimbangan dan kesenjangan dalam pelayanan yang ditawarkan, seperti rumah hunian. Di kota yang padat, terkadang sulit untuk menemukan hunian yang terjangkau bagi masyarakat dengan penghasilan rendah. Selain itu, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan transportasi juga seringkali tidak merata di seluruh kota, sehingga masyarakat yang tinggal di daerah terpencil seringkali kesulitan untuk mendapatkan akses ke pelayanan tersebut.

Pertumbuhan kota yang tidak terkendali juga dapat menyebabkan timbulnya masalah pengangguran dan kemiskinan. Meskipun kota menawarkan peluang ekonomi yang lebih besar, namun tidak semua masyarakat dapat mengakses peluang tersebut. Sebagian besar dari mereka yang tidak memiliki akses ke peluang ekonomi tersebut sering kali terjebak dalam kemiskinan dan pengangguran.

Kepadatan penduduk di kota juga dapat melebihi kapasitas daya tampung lingkungan, daya dukung lingkungan dan infrastruktur yang tidak efisien, sehingga menimbulkan berbagai masalah lingkungan seperti polusi udara, sampah, dan kerusakan lingkungan lainnya. Peningkatan signifikan penggunaan energi yang dibutuhkan dalam kehidupan kota juga dapat memicu eksploitasi berlebihan dan perubahan iklim. Dalam menghadapi kompleksitas pertumbuhan kota, penting untuk mengambil tindakan yang tepat untuk membangun ekosistem yang seimbang dan berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat. Kemajuan perkotaan memiliki banyak potensi positif yang dapat dimanfaatkan, namun juga berdampak negatif.

Ada banyak gagasan yang menawarkan konsep pemikiran tentang desain perkotaan. Konsep pemikiran ini menawarkan tata kelola perkotaan dengan berbagai solusi untuk mengatasi dampak negatif, sehingga perkotaan lebih nyaman bagi penduduknya. Berikut adalah contoh beberapa gagasan yang ditawarkan:

  • Kota Taman (Garden Cities) adalah konsep kota hijau yang menawarkan berbagai ruang hijau yang dirancang agar lingkungan sehat dan bersih. Ruang hijau menjadi bagian penting dari perkotaan untuk menjaga kualitas udara dan menyediakan tempat untuk relaksasi dan rekreasi. Konsep ini pertama kali dirancang pada abad ke-19 oleh perancang kota asal Inggris, Ebenez Howard. Konsep ini berasal dari dampak revolusi industri di Britania Raya (1760-1850) yang menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem perkotaan karena ledakan kepadatan penduduk dan peningkatan polusi udara. Beberapa contoh kota yang menerapkan konsep ini adalah Adelaide di Australia, Letchworth di Inggris, dan Radburn di Amerika Serikat.
  • City Beautiful Movement, Konsep kota cantik ini lahir pada akhir abad ke-19, sebagai reaksi terhadap revolusi industri yang membuat kondisi perkotaan menjadi penuh sesak, kacau, dan tidak sehat. Konsep yang ditawarkan adalah menciptakan ruang publik yang teratur dan harmonis dengan menonjolkan desain lanskap dan arsitektur yang menjadi kebanggaan masyarakat dan menginspirasi. Konsep ini juga menekankan pentingnya pelestarian warisan sejarah dan budaya dalam pembangunan kota. Beberapa contoh kota yang menerapkan konsep ini adalah Washington DC di Amerika Serikat, Canberra di Australia, dan Chandigarh di India.
  • Smart city saat ini dikenal dengan konsep kota cerdas yang mencakup berbagai dimensi seperti smart economy, smart mobility, smart environment, smart people, smart living, smart governance, dan lain-lain. Konsep smart city memanfaatkan teknologi seperti IoT, Machine Learning, blockchain, ICT, Artificial Intelligence, media sosial, dan big data. Semua dimensi dalam smart city ini bertujuan menciptakan kota yang efisien, kompetitif, dan mudah dikelola, serta fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan global. Dalam konsep smart city, teknologi menjadi titik fokus utama dan berperan penting dalam perubahan. Beberapa contoh kota yang menerapkan konsep smart city adalah Barcelona di Spanyol, Singapore, dan Amsterdam di Belanda.

Cak Nun Membangun Kembali Kesejatian Manusia

Ketiga konsep ini menawarkan solusi untuk mengatasi masalah eksternalitas negatif yang dihadapi perkotaan. Konsep pengembangan perkotaan yang ditawarkan mulai dari Garden City, City Beautiful Movement sampai dengan Smart City, meskipun masing-masing konsep memiliki pendekatan yang beragam.

Sejak tahun 1970, Cak Nun telah berfikir mengenai konsep pembangunan desa-kota dalam karyanya yang berjudul “Indonesia Bagian Dari Desa Saya”. Salah satu bagian tulisan buku tersebut, misalnya pada judul “Apa Ada Angin di Jakarta”, beliau memiliki gagasan terhadap konsep pembangunan “yang dibutuhkan bukan lagi romantisme terhadap desa dan defense atas kota, melainkan mengatasi keduanya: mulai manusia.” Titik fokus adalah pada manusia, membangun manusia. Manusia yang bertumbuh dengan menjaga keseimbangan, kedaulatan berfikir dan kemandirian.”

Karena berfokus pada manusia, pendekatan yang digunakan Cak Nun adalah mencoba melihat manusia secara utuh. Melihat manusia tidak hanya berfokus pada manusia yang menempati dan berinteraksi di ruang perkotaan tertentu, berinteraksi secara kebendaan, tetapi juga melihat manusia dalam multidimensi.

Manusia yang memperoleh keistimewaan dari Tuhan. Manusia yang berperan untuk menjadi makhluk dinamis, melakukan pencarian, kreativitas, ijtihad, tajribah (eksperimen) dan tajdid (pembaruan).

Manusia yang memiliki kemampuan untuk mengaktivasi ruh, mengaktivasi malaikat, dan melakukan tadabbur. Aktivasi ruh dilakukan dengan melatih keputusan berdasarkan pertimbangan ruh. Aktivasi malaikat dilakukan dengan memahami peran malaikat dan berinteraksi dengan mereka untuk mendorong kebaikan. Tadabbur melibatkan penggunaan akal dan hati otentik untuk memahami ayat-ayat Allah. Tujuannya semua untuk kebaikan manusia dan meningkatkan kualitas sebagai manusia. Menjadi manusia sebagaimana Tuhan bermaksud menciptakannya.

Kenduri Cinta 23 Tahun Terus Bertumbuh dan Mengalir

Kendangkalan dalam menidentifikasi, menganalisis dan memahami suatu peristiwa akan membawa akibat buruk. Pada Kenduri Cinta edisi Februari 2023, Cak Nun banyak memberikan gambaran tentang hal tersebut. Beliau mencontohkan dialektika ketika Allah menyuruh Adam dan Iblis untuk bersujud kepada Adam. Malaikat bersujud, tetapi Iblis menolak karena ia mengidentifikasi bahwa manusia memiliki dua kecenderungan yang tidak mungkin layak untuk bersujud kepada Adam. Iblis berpendapat bahwa manusia suka hanya akan merusak bumi dan saling menumpahkan darah. Kegagalan dalam pemahaman ini mengakibatkan Iblis dihukum oleh Allah. Iblis gagal memahami bahwa yang diperintahkan oleh Allah adalah bersujud kepada Adam, bukan menyembah Adam.

Tidak demikian dengan Malaikat, yang mentaati perintah Allah untuk “bersujud” kepada Adam secara holistik. Perintah “bersujud” diartikan tidak sama dengan “menyembah”. Meskipun keduanya bisa saling berhubungan, menyembah dilakukan dengan cara bersujud, tetapi bersujud belum tentu menyembah. Pesan penting yang menjadi poin utama adalah ketepatan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memahami peristiwa secara benar.

Kenduri Cinta menjadi salah satu oase di ibukota, setidaknya begitu testimoni beberapa jamaah yang pernah bersentuhan dengan forum ini. Melalui forum Kenduri Cinta, Cak Nun membongkar cara berpikir masyarakat urban di Jakarta, yang mayoritas adalah para pendatang dari desa. Ampilifikasi dari “Indonesia Bagian Dari Desa Saya” secara tidak langsung tertuang dalam bergulirnya forum Maiyah di Jakarta ini. Masyarakat desa yang datang ke Jakarta, setidaknya yang bersentuhan dengan Kenduri Cinta, tidak mudah terkontaminasi dengan kehidupan kapitalisme modern yang berlaku di Jakarta. Mereka menemukan rumah yang menentramkan hati mereka, sejenak menyingkir dari hiruk pikuk Ibukota. Rumah itu adalah Kenduri Cinta.

Terus bertumbuh dan mengalir berarti hidup, pertumbuhan ditandai dengan terus bergulir. Tumbuh kalau dalam berpikir adalah mendayagunakan pikiran guna menemukan ide untuk mengatasi berbagai permasalahan. Di tengah pertumbuhan perkotaan yang semakin cepat, Kenduri Cinta menjadi tempat bagi warga Jakarta untuk mengekspresikan diri, menemukan ketenangan, serta memperkuat hubungan sosial dan budaya yang seimbang. 

Kenduri Cinta memberikan ruang bagi masyarakat urban untuk mengeksplorasi jati diri dan menemukan ketenangan dalam kehidupan yang sibuk di kota yang semakin rumit dan padat. Meskipun menghadapi perubahan dan tantangan waktu yang terus berjalan, Kenduri Cinta tetap bertahan dan berkembang di tengah perkembangan perkotaan yang cepat.

Selama 23 tahun, Kenduri Cinta berhasil menegaskan eksistensinya di Jakarta. Sebagai tempat ekspresi, Kenduri Cinta telah menjadi wadah bagi warga kota untuk mengekspresikan diri dan mengeksplorasi kreativitas mereka. Eksistensi 23 tahun Kenduri Cinta adalah bukti nyata bahwa forum ini mampu bertahan sebagai ruang ekspresi di Jakarta yang tidak lepas dari usaha untuk terus menggali langkah-langkah kreatif, melatih tenaga berjuang, militansi, penguasaan emosi, kesigapan improvisasi dan efektivitas komunikasi (sat-set; das-des; cak-cek).

Selamat Ulang Tahun ke-23 Kenduri Cinta. Keberadaanmu yang terus bertumbuh dan mengalir memberikan ruang bagi masyarakat urban Jakarta untuk memiliki “akar Wonosari” sebagai sumber penyerap kehidupan yang menumbuhkan kebudayaan manusia dan kekasih bagi cinta yang sesungguhnya.

Lihat juga

Back to top button