SUMELEH
(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Tasawuf Cinta Nganjuk, Sabtu 3 Desember 2022)
Pada Rutinan Tasawuf Cinta (TC) ke-75 kali ini tema yang dipilih adalah Sumeleh. Sumeleh secara bahasa berasal dari kata “Seleh” yang berarti menaruh atau meletakkan kemudian mendapat tambahan sisipan “Um” dan “Em” (m). Menurut buku “Nguri-nguri Pitutur Luhur Falsafah Adi Luhung” secara sederhana dapat kita artikan pasrah, ikhlas, nrimo, patrap apa adanya.
Sikap sumeleh di zaman seperti ini tentu sangat penting karena begitu banyak tantangan dalam kehidupan entah itu dalam pekerjaan, hubungan keluarga, hubungan kemasyarakatan maupun hubungan dengan sesama anak bangsa. Mungkin pernah kita sudah berusaha maksimal dalam urusan pekerjaan istilah katanya “Kepala di jadikan kaki, kaki di jadikan kepala” tapi ternyata hasil yang didapatkan tidak sesuai harapan. Tentu kalau tidak disikapi dengan baik maka akan melahirkan kekecewaan dan bahkan bisa putus asa. Oleh karena itu sikap Sumeleh atau pasrah harus kita ambil. Kita harus yakin bahwa Gusti Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar kemampuannya “La yukallifullahu nafsan illa wus’aha”. Dan memang Allah tidak berjanji bahwa hidup seorang hamba itu akan mudah tapi Allah berjanji “Fa inna ma’al usri yusro inna ma’al usri yusro”. Maka bersamaan dengan kesulitan akan didatangkan kemudahan.
Sumeleh atau Tawakkal dalam istilah bahasa Arabnya dilakukan tentunya setelah do’a dan ikhtiar dilakukan. Walaupun tidak bisa mengubah keadaan tapi setidaknya bisa membuat kita lebih tenang dan punya harapan karena teringat janji Allah tersebut sehingga kita bisa tetap semangat untuk berusaha. Karena Allah tidak menilai hasil tapi Allah menilai usaha seseorang dan insyaallah hasil tidak akan mengkhianati ikhtiar.
Nah.. untuk menguraikan tema Sumeleh secara lebih luas insyaallah akan lebih gayeng dan jelas kalau hal itu dibahas bareng-bareng dalam Rutinan TC ke-75 ini tgl 3 desember 2022 malem Minggu ini.
(Redaksi Tasawwuf Cinta)