MBAH NUN DI HATI KAMI TIDAK PERNAH PADAM!
(Rangkaian “Pameran Arsip 70 Tahun Mbah Nun”, Maiyah Cirrebes, 27-30 Mei 2023, B Coffee (MADIA House ) Pabuaran Cirebon Jawa Barat)
Tidak terasa sudah 4 hari penyelenggaraan Pameran Arsip 70 Tahun Mbah Nun berlangsung. Dari 27 Mei pas momentum tanggal lahir Mbah Nun sampai hari selasa 30 Mei 2023. Dihari terakhir berlangsung dua agenda kegiatan, baca puisi dan pada malam harinya bedah buku berjudul Allah Tidak Cerewet Seperti Kita.
Seperti sebelumnya, pameran dibuka pukul 13.00 WIB, kawan-kawan pengisi acara baca puisi sudah mengabarkan bahwa selepas dhuhur mereka akan barangkat menuju pementasan yang akan berlangsung pukul 15.30 WIB.
Alhamdulillah Mas Iwang Nirwana penyair muda berbakat dari Pemalang mengkonfirmasi hadir, begitupun Mas Henry Yetus Siswono, yang sangat frontal isian puisinya menyeru aspirasi dan membela hak rakyat kecil mengatakan sedang dalam perjalanan bersama Mas Aris Agraris dari kawasan kota Brebes.
Di lokasi beberapa pengunjung dan pengisi sudah mulai berdatangan. Sebelum pentas baca puisi dimulai, Mas Jabo Merdeka yang merupakan salah satu penggiat sekaligus penyair andalan dari peisir Losari membuka dengan beberapa nomor lagu. Selanjutnya pembacaan puisi Mas Henry yang tidak lama baru sampai setelah menempuh perjalanan 1 jam setengah langsung mendobrak suasana pentas diiringi gitar Mas Burhan dengan nada blues menambah ‘apik’.
Mas Firdan dan Mas Aris Agraris bergantian berunjuk baca puisi, setelah itu penyair perempuan Mba Enmile dengan nada dan aksi khasnya membacakan puisi berjudul “Puisi Anak remaja” buah karya Mbah Nun. Mas Burhan langsung meneruskannya dengan judul lainnya, “Aku Ini Termasuk Orang Yang Sukar Berbahagia” sebuah karya Mbah Nun tahun 1977 yang terangkum dalam antalogi puisi berjudul “Sajak–Sajak Sepanjang Jalan”. Buku ini sudah sangat jarang ditemukan, diterbitkan terbatas oleh majalah kampus dari Fakultas Sastra UI (Universitas Indonesia ).
Tak berselang lama Mas Iwang Nirwana langsung membacakan 3 puisi karya Mbah Nun, ”Para Malaikat Sahabat Empat bagian 1, 2 dan 6.
Salah satu pengunjung, yaitu Mas Doni dengan sepontanitas membacakan puisi “Antara 3 Kota” dengan menghayati sekali pembacaannya. Menurutnya dalam puisi tersebut ada semacam kerinduan pengalaman pribadi yang dialaminya antara Yogya, Jakarta dan Surabaya. Sebelum Maghrib Mas Henry Yetus Siswono mempamungkasinya dengan 1 puisi diiringi Mas Jabo Merdeka setelah membuka pembacaan rangkaian puisi di awal.
Bakda Isa pengunjung pameran satu persatu berdatangan, salah satunya kawan-kawan dari Kalisoga Brebes. Nampak juga Mba Nani Topeng Losari dan suaminya Mas Doni ikut nyengkuyung. Tanpa waktu lama kami langsung meminta tolong kepada Mas Doni Suwung untuk melantunkan beberapa nomor lagu ciptaannya dan nomor spesial dari lagu- lagu Sawung Jabo.
Nampak kegembiran dan keakraban semakin terasa sebelum Mas Miftahul Azis membedah buku “Allah Tidak Cerewet Seperti Kita”. Tak berselang lama komunitas pustaka Lambak dari Pakusamben Cirebon hadir di sela-sela sesi awal bedah buku.
Kurang lebih 2 jam setengah acara berlangsung sampai pukul 22.30 WIB, buku yang dipersentasikan Mas Miftahul Azis ini merupakan kumpulan ceramah Mbah Nun di berbagai majelis. Tema yang terkait mengenai hakikat ajaran Islam yang luwes dan tidak menyulitkan.
Setelah itu Mas Dany Padmadisastra menutup acara Pameran Arsip 70 Tahun Mbah Nun yang sudah berlangsung 4 hari dengan membaca “Alhamdulillah” dan memohon megirimkan hadiah Al-Fatihah untuk Mbah Nun. Pengunjung yang masih banyak bertahan sampai menjelang tengah malam kemudian diajak masuk ke ruang pamer dengan disertai beberapa penjelasan dari Mas Dany untuk satu persatu melihat karya Mbah Nun.
Rangkaian acara pameran ini akhirnya berakhir, tetapi semangat dan buah pikir Mbah Nun di hati dan jiwa kami tidak pernah padam. “Apinya” akan terus menggelora pada anak cucunya di Cirebon dan Brebes untuk berbuat sebaik mungkin terhadap hal apapun saja atas dasar ridha Gusti Allah SWT. dan syafaat Kanjeng Nabi Muhammad Saw
Mbah Nun, teruslah membersamai kami.
We Love you.
(Radaksi Maiyah Cirrebes)