La Takhof

Mukadimah Poci Maiyah Agustus 2023

Dua orang pekerja kantoran terjebak macet di lampu merah. Satu bernyanyi, satu menggerutu. Kok bisa beda?

Dua orang bapak-bapak mengambil raport anaknya yang masih kelas 3 SD. Kedua anak bapak itu dapat raport dipenuhi angka merah. Bapak yang satu mengajak anaknya makan bakso, bapak satunya lagi menggerutu dan memarahi anaknya. Kok beda?

Dua mahasiswa di satu kelas. Mahasiswa yang satu dapat nilai B dalam mata kuliahnya, mahasiswa satunya dapat nilai C. Mahasiswa yang dapat nilai B merasa kecewa, sedangkan mahasiswa yang sekedar dapat nilai C bersyukur. Kok beda?

Hidup ini memang candaan ya, 

Al-An’am ayat 32

Lihat juga

Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?

Mestinya bersyukur, tapi kecewa. Mestinya kecewa, eh, malah dia bersyukur. Apa yang membuat perbedaan sikap mereka?

Mari kita bahas tentang keadilan. Jika sulit mengukur keadilan, kita pakai konsep simatris. Apakah 3+3= harus selalu 6? Padahal itu bisa juga 3+3=2+4=3×2=n….

Siang yang cerah tak selalu harus simetris dengan malam yang cerah pula. Jika ada yang sama, mengapa perbedaan dipermasalahkan?  Pikiran memang seringkali menginginkan kebahagiaan justru dengan melihat di sisi yang tak menyenangkan. Seperti mengkhawatirkan uang di esok hari, sedangkan malam ini kita masih bisa makan kenyang dan tidur lelap. Urip kok aneh gitu, lik?

Jika air di teko itu bersih, maka ketika dituangkan pun akan mengeluarkan air bersih. Jika pikiran dalam kepala itu baik, maka lisan dan tindakan yang dilakukan pun juga baik. Kata-kata baik akan sulit keluar dari isi kepala yang buruk. Dan kata-kata buruk akan sulit keluar dari isi kepala yang baik. Nampaknya kita semua akan jago menebak makanan sepulang ini. Bisa menebak makanan hanya dari aromanya saja. Atau mungkin banyak juga ya, aromanya martabak, pas dilihat ternyata rengginang. Waduh, angel wes angel.

Buya Hamka dapat cerita dari jamaahnya, bahwa di Mekah juga ada pelacur. Tapi Buya Hamka bilang, bahkan pergi ke Texas beliau tidak mendapati seorang pun pelacur. Kok bisa? Ya… Seseorang akan menemukan apa yang diinginkan hatinya. Bersama orang baik, hanya ada kebaikan.

Seperti Rumi yang memberi makan anjing kumal. Ketika ditanya muridnya mengapa memberi makan anjing kumal itu, beliau menjawab, 

“Aku tidak sedang memberi makan anjing. Aku memberi makan diriku sendiri,”

Bersama orang sholeh, hanya ada kesholihan, baik lisan ataupun tindakan. Maka siapa yang mengharapkan kebaikan, kesholihan, sering-seringlah berkumpul dengan mereka. Sebab, bersama orang baik, kita akan tenang, semua akan baik-baik saja.

***

Dan ingin kembali aku tegaskan dan aku lanjutkan, La Takhof (Jangan takut). 

Bagaimanapun kondisi yang kita hadapi, tetaplah tenang dan berani. Meskipun kekacauan sedang kita alami. Merasakan pahit getirnya cobaan. Diombang ambingkan oleh gelombang badai kehidupan. 

Jangan takut. Jangan khawatir. Tetaplah tenang dan berani. 

Seperti cerita Nabi Musa dan saudaranya yang diperintahkan oleh Allah untuk mendatangi Fir’aun yang telah melampaui batas. 

Mereka ketakutan, khawatir, seraya berkata kepada Allah: “Ya Tuhan kami, sungguh kami khawatir dia akan segera menyiksa kami atau akan bertambah melapaui batas”

Allah dengan penuh kelembutan dan kasih sayangnya, menenangkan hati Nabi Musa dan saudaranya, “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama kalian berdua, Aku mendengar dan melihat.”

Dan bila kita khawatir akan perkara rezeki, ingatlah sabda Nabi:

Jika kamu mengandalkan Allah sebagaimana Dia seharusnya diandalkan, Dia akan memberimu rezeki sebagaimana Dia memberi nafkah kepada burung-burung. Mereka pergi pagi-pagi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.”

Ketika rasa takut kita terhadap perkara-perkara dunia telah sirna. Kita akan sepenuhnya tenang. Tidak ada lagi kotoran yang bisa menodai pakaian kita. Tidak ada lagi gelombang badai yang mengancam keselamatan kita. 

Semesta akan mejadi sarana bagi kita untuk mengungkap semua cara kita adalah cerminan keindahan dan keagungan Allah. 

Pada tingkatan ini, penglihatan kita menjadi semakin jernih, bahwa kita bisa melihat sifat primordial yang ada di dalam diri semua manusia. 

Yaitu, sifat kebaikan yang ditanam oleh Allah, sebagai benih bawaan (fitrah). Sifat kebaikan ini ditempatkan di dalam hati kita, membuat kita cenderung melakukan perbuatan-perbuatan yang benar, indah dan selaras sempurna dengan Yang Ilahi. 

Kebaikan primordial yang ada dalam jiwa setiap orang ini rindu untuk memanifestasikan dirinya seperti sebuah benih rindu untuk membuka ratusan bunga yang tersembunyi dalam potensinya yang tak terlihat. 

Hanya keindahan demi keindahan yang akan kita lihat di kehidupan. Karena kita telah mengerti dan memahami jika semua manusia dilahirkan dengan sayap-sayap spiritual. Dan Islam hanya mengingatkan kita tentang bagaimana caranya terbang. 

Semua orang telihat baik, karena yang kita lihat adalah sifat kebaikan yang ditanam oleh Allah dalam dirinya. 

Kita tidak perlu bersedih hati. Jangan berputus asa, apalagi takut. Kita bukanlah serigala pemakan sesama. Kita semua adalah sekawanan burung merpati yang menjadi teman satu sama lain. Yang bersama-sama terbang bebas ke angkasa. 

Ketika ada yang melakukan keburukan. Ingatlah di dalam dirinya ada potensi kebaikan. Ingatkan dia tentang bagaimana cara menggunakan sayap-sayapnya untuk terbang bebas ke angkasa. 

Sebagaimana yang telah tertulis di paragraf atas: Bersama orang sholeh, hanya ada kesholihan, baik lisan ataupun tindakan. Maka siapa yang mengharapkan kebaikan, kesholihan, sering-seringlah berkumpul dengan mereka. Sebab, bersama orang baik, kita akan tenang, semua akan baik-baik saja.

Khusnudzon kami, semua orang itu baik, sebagaimana sifat kebaikan yang telah ditanam Allah dalam jiwa setiap orang. Maka, jika benar adanya, setiap hari kita berkumpul dengan orang-orang (yang berpotensi) baik dan sholeh. 

Tentunya, hanya ada kesholihan, baik lisan ataupun tindakan jika kita bersama orang-orang baik. Dan percayalah kita akan baik-baik saja.

Karena kita percaya, kamu, aku dan semua yang ada di sini adalah orang (yang berpotensi) termasuk orang baik. InsyAllah. 

***

Kami tidak pernah kehilangan di tangah malam

Kami memanggilmu…

Datanglah dengan terang kepadaku.

Lihat juga

Back to top button