Kajian Maulid Nabi di Rumah Maiyah Al-Manhal Malang

Catatan Rumah Maiyah Al-Manhal Malang

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya:107)

Penegasan skenario kenabian pada Rasulullah Muhammad Saw. oleh Allah Swt. yang diwahyukan kepada aktor terbaik oleh sutradara terbaik (Sang Khaliq). Bahwa berkat kemurahan cinta kasih-Nya diutus diantara kita seorang pembebas dari segala macam kezaliman, kejahilan, dan yang pasti kekufuran. Oleh karenanya, kita patut mensyukuri kehadiran utusan sehingga tidak lupa/melupakan bahwa semesta ada sebab kehendak Yang Maha Kuasa atas Nur Muhammad. Dalam term “Jawa” kita diharap menjadi manusia yang tahu akan sangkan paraning dumadi. 

Laqad ja’akum rasuulum min anfusikum ‘aziizun ‘alaihi maa’anittum hariishun ‘alaikum bil mu’miniina ra’uufur rahiim.

Ahad 16 Oktober 2022, Rumah Maiyah Al-Manhal Malang dalam kerangka manifestasi rasa bahagia terhadap kelahiran Rasul Muhammad Saw. (maulid nabawi) berupaya melakukan refleksi atas keberagamaan kita. Prof. Dr. Faisal Mahmoud Adam (University of the Holy Quran and Islamic Science) dari Sudan, yang dipilih untuk menghias perspektif kita pada refleksi keberagamaan. Beliau dalam pemaparannya, “الإسلام يدخل بلا حرب”, bahwa Islam masuk ke Sudan tanpa peperangan (pertumpahan darah). Meskipun selaras dengan yang terjadi di Nusantara, pun pada konteks dan saat ini kita perlu belajar untuk menyampaikan Kalamullah melalui jalan damai.

Lihat juga

لَا إكْرَاه فِي الدِّين قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْد مِنْ الْغَيّ

Tidak ada paksaan dalam memeluk agama. Sungguh telah jelas antara kebenaran dan kesesatan” (QS. Al Baqarah: 256)

Pada masa kepemimpinan khulafa’ ar-rasyidin Sayyidina Utsman Ibn ‘Affan tepatnya proses penyebaran Islam di Sudan jelasnya. Layaknya yang terjadi di Nusantara perkawinan antara nilai Islam dan kebudayaan juga terjadi, sbagaimana prinsip unik kaidah masyhur: 

المحُاَفَظَةُ عَلَى القَدِيْمِ الصَالِحِ وَالأَخْذُ باِلجَدِيْدِ الأَصْلَحِ

Menjaga tradisi terdahulu yang baik, serta mengambil hal baru yang lebih baik.”

Fenomena musik, misalnya pada kelompok musik KiaiKanjeng, adalah hasil dari sikap sumeleh dan alus yang berbuah menjadi ajang penyampaian Kalamullah melalui jalur musik yang digemari. Menyampaikan sesuatu yang baik, dengan hal yang baik pula (amar ma’ruf bil ma’ruf). Naratif ini hanya sebagian kecil dari nilai yang dibahas pada forum Peringatan Maulid Nabi di Yayasan Rumah Maiyah Al-Manhal Malang. Hal baik, jika pembaca budiman sekalian yang berhalangan hadir utuh dalam melihat nilai-nilai tersebut dengan cara menonton streaming di Channel berikut :

https://youtu.be/4WWsUBseenY

Akhir kalam, kita perlu terus menggemakan tembang doa dari Mbah Nun adopsi dari Ummul Kitab Al-Faatihah :

Duh Gusti mugi paringo ing margi kaleresan, kados margine menungso kang manggih kanikmatan, sanes margine menungso kang Paduko laknati”.

Dalam acara Maulid Nabi tersebut juga dipersembahkan penghargaan kepada tokoh yang turut andil dan istiqamah dalam perubahan sosial di masyarakat yaitu kepada Bapak Heri Kuswanto guru TPQ di Karangwidoro. Melalui perannyalah anak-anak di sana mampu mendapat akses pendidikan Islam yang layak (inklusif). (Rumah Maiyah Al-Manhal) 

 

Lihat juga

Back to top button