BELAJAR PADA BIMO DAN TOKOH PEWAYANGAN UNTUK BEKAL MENJALANI HIDUP

Dalam Sinau Bareng Mbah Nun dan KiaiKanjeng di Desa Bimomarthani Part 2 di channel Youtube caknun.com, Mbah Nun menuntun kita untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dengan cara yang benar.

Diawali dengan Kiai Muzammil menjelaskan bahwa nama Bimomartani diambil dari cerita rakyat bahwa disana pernah ada Tapak Kaki Bimo, dan Martani adalah para petani.

Sebelum Kiai Muzammil selesai, Mbah Nun menambahkan, “Yudhistira melambangkan kesucian dan kedalaman batin, Arjuna melambangkan keluwesan budaya, Sedangkan Nakula Sadewa melambangkan keseimbangan dan orang-orang Bimomartani harus menguasai dan memiliki 3 sifat dari 4 Tokoh tersebut.”

Masyarakat Bimomartani dan Kita Jama’ah Maiyah dibimbing Mbah Nun untuk senantiasa hidup dalam keseimbangan dan taqwa.
Dalam thumbnail youtube dituliskan “kalian boleh Gerindra boleh PDIP, tapi tetap harus menomorsatukan Indonesia.

Mbah Nun mengajak kita berpikir, bahwa mubah hukumnya berjalan di lajur politik, asal tujuannya adalah rakyat, dengan berbekal Pancasila, kalian bisa menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Menjelang Akhir, Mbah Nun Nyangoni kita semua dengan ayat: Alā inna auliyā`allāhi lā khaufun ‘alaihim wa lā hum yaḥzanụn. Dengan bekal ini, tidak ada yang bisa membuatmu sedih, tidak ada yang bisa membuatmu menderita.

“Ono Malaikat, ono Kanjeng Nabi, kabeh koncomu,” ujar Mbah Nun

Diakhir ngaji bareng, seperti biasa Mbah Nun dan Pakdhe Kiai Kanjeng mengantarkan kita pada kerinduan kepada Kanjeng Nabi dengan shalawat dan pujian untuk-Nya.

Ya ayyuhar-rajûna minhu syafa’atan shollu ‘alaihi wasallimu tasliman.

Allahumma sholli wa sallim asrofa sholati wataslim ‘ala sayidina wanabiyina Muhammadin-ir ro’ufir rohim.

Lihat juga

Back to top button