SANTRI KELING

Istilah Santri adalah istilah bahasa Sansekerta yaitu Shastri yang mengandung arti orang yang mempelajari kitab suci yang kemudian pelafalannya berubah menjadi Santri di mana pada periode Islam masuk di Nusantara pengertian Santri bergeser sedikit walaupun substansinya tetap sama yaitu orang yang sedang mempelajari ilmu agama. Sedangkan Keling sebutan untuk daerah yang bernama Kalingga yang terletak di wilayah Kediri dimana kerajaan tersebut punya raja yang terkenal yaitu Ratu Sima seorang ratu yang bijaksana dan adil dalam memerintah dan menerapkan hukum.

Arti lain dari Keling dalam kata othak athik mathuk adalah “Yen ora nyeKEL Yo ora eLING” yang berarti kalau tidak memegang tidak teringat sehingga kalau di satukan istilah Santri Keling adalah orang yang belajar agama yang kalau tidak memegang catatan keilmuan maka tidak eling atau ingat. Tema yang di pilih oleh tuan rumah pada Rutinan Tasawwuf Cinta ke-86 yang di wakili oleh Gus Anam adalah Santri Keling menurut beliau pengertian Santri Keling adalah seorang yang belajar ilmu agama yang pemikirannya adil, bijaksana dan terbuka seperti sifat Sang Ratu Sima penguasa kerajaan Keling atau Kalingga.

Di moment yang masih berdekatan dengan peringatan Hari Santri Nasional kiranya tepat sekali kalau tema yang di pilih tuan rumah adalah Santri Keling. Hal tersebut bertujuan untuk mengingatkan kembali peran santri dalam awal perjuangan dakwah di Nusantara dan peran santri dalam perjuangan mengusir penjajah maupun dalam mempertahankan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan.

Untuk itu marilah kita melingkar pada Rutinan Tasawwuf Cinta (TC) ke-86 untuk membahas dan membedah tema Santri Keling yang insyaallah akan kita laksanakan tanggal 4 November 2023 di Masjid Nur Ahmad dusun Domplek desa Tanjung kecamatan Tanjunganom kabupaten Nganjuk bersama Jamaah Tasawwuf Cinta, Jamaah Norokusumo dan masyarakat sekitar. Semoga acara tersebut di berikan kelancaran dan keberkahan.. Aamiin..

(Redaksi Tasawwuf Cinta)