PERNIAGAAN DUNIA AKHIRAT
(Mukaddimah Majelis Ilmu Lumbung Bailorah Blora edisi ke-63, September 2023)
Rezeki itu tidak sama dan sebangun dengan uang. Mendapatkan uang belum tentu rezeki, mungkin itu malah bisa merupakan awal dari musibah. Sebaliknya, tidak mendapatkan uang belum tentu bernama tidak mendapat rezeki, sebab kalau jiwa kita siap, itu bisa menjadi awal dari datangnya rezeki di saat berikutnya meskipun tak harus berupa uang.
Ada ukuran dunia, ada ukuran akhirat. Ada mata pandang manusia, ada mripat Allah. Terserah kepada masing-masing manusia, apakah akan lebih memedomani dunia dan penglihatan manusia, ataukah berpihak pada penilaian Tuhan (untung rugi di Mata Allah).
Konsep perekonomian di Maiyah adalah Ekonomi Barokah atau Ekonomi Siklikal. Suatu konsep di mana Allah terlibat secara aktif-partisipatoris. Allah terlibat dan berfungsi langsung sejak awal, bukan hanya duduk pasif menunggu hamba-hambaNya berdoa. Jadi kalau digambar, konsep ekonomi barokah ini tidak datar-linier, melainkan ada garis vertikalnya. Terdapat dialektika horisontal-vertikal sehingga mekanismenya siklikal.
Allah terlibat aktif sejak awal karena Dia adalah penanam saham utama dan 100% dalam setiap usaha ekonomi manusia. Seluruh aset di bumi, langit, alat produksi di badan dan otak kita, serta apa saja yang merupakan faktor di dalam ekonomi adalah milik-Nya.
Ekonomi barokah/siklikal mengandung logikanya sendiri. Tidak seperti pikiran kita yang selalu mengaitkannya dengan masalah keuangan atau harta saja. Melainkan bisa berupa terbukanya bisnis baru, bertemu dengan sahabat baru, perubahan kinerja karyawan yang lebih produktif. Atau berupa solusi atas masalah-masalah yang ada.
Tentu saja makna perniagaan tidak hanya melulu persoalan ekonomi saja. Maka dalam Lumbung Bailorah edisi ke-63 yang mengangkat tema Asas kedua dari Maiyah ini, kita akan mencoba memahaminya dengan yang lebih luas lagi. Misal, kita hubungkan dengan kegiatan-kegiatan yang masuk dalam ibadah ghairu mahdlah atau ibadah muamalah, karena seperti yang disebut di muka tadi, bahwa rezeki itu tidak sama dan sebangun dengan uang. Pun perniagaan itu bukan hanya untuk dunia saja, melainkan dunia akhirat dengan pedoman keuntungan dan kerugian di Mata Allah.
[Tim Tema Lumbung Bailorah]