BERSAMA MENGASYIKI PERCEPATAN DUNUNG

Alhamdulillah, kemarin siang (Minggu, 20/11) selepas dhuhur kami berkumpul kembali di Pendopo Rumah Maiyah Kadipiro. Tentu setelah melewati proses kulonuwun, mengutarakan ide, dan perkenan Para Sepuh di Rumah Maiyah Kadipiro.

Satu demi satu anggota Keluarga Mocopat Syafaat hadir, saling bertegur sapa dan duduk di Kursi Coklat. Ditemani Mas Arul yang sejak awal mempersilahkan kami melingkar di kursi, menggelar tikar, atau dimana saja. Mau bikin kopi juga ada, dan monggo bagaimana yang penting teman-teman nyaman dan bisa fokus berembug. 

Terkait Keluarga Mocopat Syafaat, adalah hasil rembug beberapa putu Mocopat Syafaat yang sudah kami langsungkan 2 minggu sebelumnya. Berikut hasil kesepakatan kami waktu itu:

SEMBILAN POIN REMBUG PADAT 01

(Angkringan Pakdhe, 6 November 2022 ) 

Lihat juga
  1. Perlunya menggali kembali apa² yang sudah ataupun belum dilakukan oleh para pendahulu Mocopat Syafaat. 
  2. Sesuai poin 1, ditemukan dan jika disepakati akan dilakukan kembali giat-gerak sebagai berikut : 
  3. Pendataan Jamaah 
  4. Ruang Srawung Jamaah 
  5. Metode Pengasuhan Jamaah 
  6. Pemetaan Frekuensi (bidang ketertarikan & potensi) Jamaah 
  7. Ketakmiran MS (sinergi jamaah dengan pengurus inti Mocopat Syafaat) 
  8. Perlunya terus mengaplikasikan adab jamaah pada para Guru, Marja’, khusushon kepada Mbah Nun. 
  9. Semangat yang menjadi akar melakukan poin 1 sampai poin 3, adalah semangat kekeluargaan. 
  10. Berdasar berbagai pengalaman sebelum-sebelumnya, maka bekal dan pegangan kita bersama adalah tanpa pamrih (kepentingan nafsu sendiri). 
  11. Adanya Keluarga Mocopat Syafaat adalah wujud cinta dan mencintai kita terhadap Maiyah dan masa depan Maiyah. 
  12. Apa-apa saja yang kemudian menjadi permufakatan, dicapai dengan cara musyawarah dan rembug, baik berkala atau mendadak (oleh sebab sesuatu yang mendesak). 
  13. Setiap anggota Keluarga Mocopat Syafaat dipersilakan menyampaikan ide gagasan apapun demi kemaslahatan bersama. 
  14. Giat-gerak berikutnya, baik masih berupa konsep atau ide dasar, akan dikomunikasikan dengan Para Sepuh Maiyah Kadipiro. 

Nah, di rembug ke-2 ini kami (KMS) mencoba melakukan “percepatan dunung”. Masing-masing (dari 7 yang hadir) bercerita secara merdeka, tentang apakah sudah berkeluarga atau belum, punya anak berapa usia berapa, bekerja atau menggeluti kegiatan “pangan keluarga” apa dan bagaimana. 

Jika sudah berkeluarga maka istri bekerja di mana, penghasilan per bulan berapa (suami+istri), punya aset (bergerak-tidak bergerak) apa, bahkan hingga saat ini memiliki pinjaman di koperasi/bank atau tidak dan sejumlah berapa. Kemudian setiap yang terjatah bercerita juga boleh ditanya oleh teman yang lain apa saja untuk semakin memperdalam “kedunungan” kami. 

Suasana menjadi sangat terbuka, saling asih, asuh, dan juga asah. Harapan kami, dengan “blak-blakan” ini asas kekeluargaan di KMS menjadi nyata. Saling jujur, saling bersungguh-sungguh mendengar mengingat, dan saling tahu persis. 

Benang merah yang kami dapati, “blak-blakan” ternyata “lumrah”. Sama sekali bukan sesuatu yang menakutkan atau memberi ancaman, justru yang kemudian muncul adalah keasyikan bersama, kelegaan bersama, optimisme bareng, dan energi rasa “handarbeni KMS” yang menguat. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, maturnuwun estu Para Sepuh Rumah Maiyah Kadipiro yang sudah memperkenankan kami berkumpul dan berembug. 

Semoga Allah Swt. meridhoi perjuangan dan perjalanan Keluarga Mocopat Syafaat (KMS) ke depan. Aamiin, insya Allah, aamiin. 

Rumah Maiyah Kadipiro, 20 November 2022.

Lihat juga

Back to top button