Harmoni antara Kepala dan Dada

Maiyah Grobogan, 8 Oktober 2022

Di awal sinau bareng di desa Sugihan Grobogan, Mbah Nun bercerita tentang kisah orong-orong yang terpenggal oleh sabetan pisau Sunan Kaliijaga.

Ketika itu masjid Agung Demak dimulai pembangunannya, kanjeng Sunan Kalijaga tidak mendapatkan kayu utuh sebagai tiyang utama. Disusunlah serpihan-serpihan tatal menjadi satu, diikat dan menjadi tiyang yang kokoh. Di sela pekerjaan itu ada seekor orong-orong yang terputus kepalanya. Terpisahlah antara kepala dan tubuh orong-orong itu. Kanjeng Sunan merasa menyesal atas perbuatannya. Diambilnya serpihan kecil kayu jati untuk menyatukan kembali antara kepala dan leher hingga orong-orong itu bisa hidup dan lari kembali.

“Manusia harus selalu menemukan harmoni antara kepala dan dada.” Begitu kata Mbah Nun.

Lihat juga

Lihat juga

Lihat juga
Close
Back to top button