SARASEHAN INKLUSI SOSIAL DAN MODERASI BERAGAMA

Dua bulan lalu, tepatnya pada 28 Juli 2023, Rumah Maiyah Al-Manhal Malang menggelar acara sarasehan yang bertema “Inklusi Sosial dan Moderasi Beragama,” Bertempat di aula utama, menghadirkan dua pemantik diskusi: Dr. Ali Maksum, M.Ag., M. Si (Akademisi FISIP Univesitas Brawijaya) dan  Prayogi R. Saputra, Ph.D (cand) (Penggiat Rumah Maiyah Al-Manhal).

Tidak lain, sarasehan diadakan dengan tujuan menguatkan jejaring solidaritas sosial masyarakat dalam memberdayakan sumber daya sosial melalui Jamaah Maiyah Malang Raya, sekaligus mendorong penguatan pemahaman inklusi melalui simpul-simpul warga. “Moderasi beragama itu penting, sebab perbedaan adalah keniscayaan,” ungkap Dr. Ali Maksum saat memantik dialog. Beliau juga menekankan bahwa moderasi beragama akan tercapai apabila terdapat inklusi sosial di antara komunitas masyarakat.

Sarasehan ini juga bertujuan untuk mengembangkan konsep nilai harmonis dan toleransi serta implementasinya di masyarakat yang terhubung dengan jamaah Rumah Maiyah Al-Manhal dan civitas perguruan tinggi. Pemahaman tentang moderasi beragama dan inklusi sosial di kalangan anggota Rumah Maiyah Al-Manhal diharapkan dapat didialogkan sehingga memunculkan rumusan baru dan tawaran alternatif baru dalam pengembangan moderasi dan inklusi sosial yang ada.

Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan jamaah Maiyah Malang. Di hadapan para jamaah, Mas Prayogi menyampaikan bahwa hampir semua kondisi ideal (moderasi beragama dan inklusi sosial) yang disampaikan oleh Dr. Ali Maksum dalam praktiknya sudah dilakukan puluhan tahun di Maiyah. “Maiyah ini adalah contoh masyarakat yang terbuka, kita bisa melihat disini tidak ada terikat,” tegas Mas Prayogi. 

Lihat juga

Mbah Adil juga turut menyampaikan bahwa di forum-forum Maiyah inklusifitas itu pasti ada dan dapat dilihat. Bahkan, hampir semua forum Maiyah-an itu ruang publik, itu adalah ruang untuk siapapun. Siapapun di sini bisa bebas dan nyaman berada di Maiyah. Ini merupakan suatu model bagi moderasi beragama tanpa memandang apapun, tanpa memandang identitas, tanpa memandang latar belakang, dan sebagainya.

Dari latar belakang itu, sebenarnya di masyarakat itu tidak terdapat permasalahan yang serius terkait moderasi dan inklusi. Itu akan menjadi permasalahan jika ada kepentingan politik suatu golongan. Sehingga melalui isu-isu sexy itulah masyarakat mulai dibenturkan. Sebab bagi mereka, masyarakat adalah komoditas untuk mencapai salah satu tujuan politik.

Dialog juga terjadi antara pemantik dan beberapa jamaah yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Di sela-sela dialog, sebagai ciri khas forum Maiyah, shalawat juga turut dilantunkan. Fenomena masyarakat yang eksklusif adalah hal yang aneh bagi Jamaah Maiyah.

Mbah Adil juga menegaskan, “Maiyah adalah wujud dari inklusivitas masyarakat yang berdaulat atas diri mereka sendiri.”

Di penghujung acara, para pemantik menutup sesi dialog dengan closing statement masing-masing. Kemudian, acara di tutup dengan memanjatkan doa bersama.

(Rumah Maiyah Al-Manhal) 

 

Lihat juga

Back to top button