SANDARAN HATI

(Mukaddimah (Majelis Ilmu Maiyah Panglawungan Rasa, Banjar, Edisi Agustus 2024)

Pada 29 Agustus 2024 di Panglawungan Rasa kita berkumpul dengan hati yang penuh rasa syukur untuk merayakan satu tahun perjalanan bersama. Perjalanan ini bukan sekadar rutinitas, tetapi sebuah upaya bersama dalam mencari kebenaran, kebaikan, dan keindahan dalam setiap aspek kehidupan. Malam ini, tema yang kita renungkan adalah “Sandaran Hati,” yang merujuk pada lagu indah dari Mas Sabrang, atau Noe, yang dikenal luas sebagai vokalis dari grup band LETTO.

“Sandaran Hati” bukan hanya lagu. Ia adalah refleksi dari kebutuhan mendalam setiap manusia akan tempat bersandar. Ketika hidup terasa rapuh, tanpa harapan, dan penuh ketidakpastian, kita semua membutuhkan pegangan yang kokoh. Lagu ini mengajarkan bahwa hanya Tuhan, Sang Pencipta Semesta, yang mampu menjadi sandaran hati kita yang sejati. Mendekat kepada-Nya adalah satu-satunya cara untuk menemukan ketenangan sejati.

Ketika Kota Banjar bersiap menghadapi Pilkada Serentak pada 27 November 2024, tema ini menjadi sangat relevan. Di tengah hiruk-pikuk janji politik, kita dihadapkan pada pilihan yang menentukan masa depan kota kita. Apakah kita akan memilih berdasarkan kilau janji yang belum tentu terwujud, ataukah kita akan mencari petunjuk Tuhan untuk membuat keputusan yang tepat? Sebagai warga Kota Banjar, kita perlu lebih bijaksana dalam memilih pemimpin yang benar-benar mampu mewujudkan visi Kota Banjar yang madani, maju, dan berkelanjutan.

Kota Banjar yang madani adalah kota yang masyarakatnya hidup dalam harmoni, menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, toleransi, dan kesejahteraan bersama. Ini adalah kota di mana setiap warganya merasa memiliki tempat untuk bersandar—baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun spiritual. Kota yang maju berarti memiliki pembangunan yang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga moral dan intelektual. Kota ini harus mampu memberikan ruang bagi warganya untuk berkembang, berinovasi, dan berkontribusi pada kemajuan bersama. Dan yang tidak kalah penting, keberlanjutan harus menjadi pilar utama dalam setiap langkah pembangunan, memastikan bahwa sumber daya alam, lingkungan, dan budaya kota ini tetap terjaga untuk generasi mendatang.

Di Panglawungan Rasa, kita telah belajar bahwa setiap keputusan harus didasarkan pada hubungan yang erat dengan Tuhan. Sinau Bareng, sholawatan, tawashulan, dan berbagai kegiatan kebudayaan di sini mengajarkan kita bahwa Tuhan harus menjadi pusat dari setiap langkah yang kita ambil, termasuk dalam memilih pemimpin yang akan membawa Kota Banjar ke arah yang lebih baik. Pada malam 29 Agustus 2024 ini, kita merenung, sudahkah kita benar-benar menyandarkan hati kita kepada Tuhan dalam setiap pilihan hidup, termasuk dalam memilih pemimpin di Pilkada nanti? Kita berharap, dengan bimbingan-Nya, kita dapat memilih pemimpin yang mampu mewujudkan Kota Banjar yang dapat berkembang menjadi kota yang kita impikan, tempat di mana kebenaran, kebaikan, dan keindahan hidup berdampingan dalam harmoni.
.
Banjar, 28 Agustus 2024
TIM PANGLAWUNGAN RASA

Lihat juga

Back to top button