RESONANSI MAHABBAH

(Mukadimah Majelis Ilmu Maiyah Gambang Syafaat Semarang, Senin 24 Juli 2023)

Fenomena resonansi terjadi ketika sebuah sistem getaran terpengaruh oleh stimulus berkala dan teratur yang sama atau hampir sama dengan frekuensi alami dari sistem getaran tersebut. Akibatnya, sistem getaran tersebut akan berosilasi (gerakan bolak-balik di antara titik kesetimbangan) dengan amplitudo (putaran terjauh yang terhitung dari titik kesetimbangan pada getaran) yang relatif besar atau maksimal.

Meskipun fenomena ini terlihat sederhana, namun dampaknya pada sistem getaran cukup signifikan. Saat terjadi resonansi, amplitudo atau puncak gerakan bolak-balik dari sistem getaran tersebut akan meningkat secara tajam, mencapai nilai maksimal atau relatif besar. Sehingga ketika terjadi resonansi, energi yang diberikan ke dalam sistem getaran akan semakin meningkat dan terakumulasi.

Fenomena resonansi banyak dipelajari dalam berbagai bidang, termasuk seni musik dan ilmu fisika. Fenomena ini dapat terjadi pada berbagai macam sistem, seperti sistem listrik, mekanik, akustik, dan lain-lain. Sebagai contoh, pada sistem yang sangat sederhana seperti ayunan hingga sistem yang lebih kompleks seperti jembatan atau gedung tinggi.

Contoh aplikasi resonansi dalam bidang teknologi, seperti pada pembangkit listrik. Turbin yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik didesain agar memiliki frekuensi resonansi yang sama dengan frekuensi aliran air yang menggerakkannya, sehingga efisiensi dan produktivitas pembangkit listrik dapat ditingkatkan.

Contoh lain dari fenomena resonansi yaitu bagaimana motivasi belajar siswa bisa berpengaruh pada siswa yang lain. Fenomena resonansi terjadi ketika siswa termotivasi untuk belajar dengan rajin ketika sebagian besar teman sekelas mereka juga belajar dengan rajin. Namun, sebaliknya, mereka cenderung menjadi malas ketika melihat teman-teman sekelas mereka juga malas belajar.

Konsep mahabbah dalam Islam adalah sebuah prinsip yang sangat mempengaruhi karena cinta merupakan salah satu sifat utama Allah Swt. dan juga merupakan faktor penting dalam membangun hubungan antara manusia dengan Allah Swt. serta antara sesama manusia.

Mbah Nun menjelaskan sebagai berikut: “Cinta itu suatu keadaan di dalam jiwa manusia. Suatu situasi yang bergulung-gulung di batas kedalaman jiwamu. Sedangkan mencintai adalah keputusan sosial. Mencintai adalah perilaku, langkah perbuatan kepada yang bukan dirimu. Bentuknya tidak lagi seperti yang ada di dalam dirimu. Ia sebuah dinamika aplikasi keluar diri, bisa berupa benda, barang, jasa, pertolongan, kemurahan, dan apapun sebagaimana peristiwa sosial di antara sesama manusia”.

Rumus ringkas, mencintai yang dicintai Allah, dan yang dibenci adalah yang Allah juga membencinya. Mbah Nun sering mengajak kita untuk gondelan syafaat Kanjeng Nabi dalam banyak kesempatan, dengan arti tidak fisik namun secara rohani. Syafaat adalah nilai kemurahan yang terus mengalir dari ridha Allah. Karya cinta beliau, sholawat Nur, adalah sholawat cinta yang titik permulaannya adalah Nur Muhammad sebagai cahaya terpuji.

Forum Gambang Syafaat bulan Juli 2023 akan mengeksplorasi tema “Resonansi Mahabbah“, dengan memulai beberapa pertanyaan sebagai landasan pijakan awal. Sejauh ini, apa saja resonansi yang telah kita terima? Apa bentuk resonansi yang paling dominan, besar, dan sering terjadi baik yang terlihat maupun yang tidak? Sejauh mana nilai-nilai Maiyah yang ditanamkan oleh Mbah Nun beresonansi untuk membawa manfaat bagi diri sendiri, komunitas, dan lingkungan? Bagaimana menerapkan nilai-nilai Maiyah yang telah beliau ditanamkan sampai saat ini untuk menciptakan resonansi baru yang lebih besar? Sebagai anak-cucu Maiyah, kami terus mendoakan agar kesehatan beliau semakin membaik.

Redaksi Gambang Syafaat

 

Lihat juga

Back to top button