PEMIMPINTAR

(Mukaddimah Majelis Ilmu Gambang Syafaat Semarang edisi Januari 2024)

Nabi dan rasul tidak hanya membawa wahyu dan ajaran agama, tetapi juga bertindak sebagai pemimpin politik atau kepala negara selama hidup mereka. Nabi Muhammad memimpin di Kota Madinah setelah hijrah dan memimpin pergerakan militer saat itu. Nabi Sulaiman adalah seorang raja bijaksana, adil, dan juga pemimpin agama serta kepala pemerintahan. Nabi Daud memimpin kaum Bani Israel sebagai raja dan memenangkan pertempuran melawan musuh-musuh mereka. Nabi Yusuf, meskipun mengalami berbagai ujian dan kesulitan, akhirnya diangkat menjadi pemimpin Mesir dan bertanggung jawab atas urusan pemerintahan selama masa kelaparan.

Penting untuk dicatat bahwa konsep kepemimpinan dalam Islam mencakup dimensi spiritual dan dunia dengan mengintegrasikan nilai-nilai agama ke dalam tindakan dan kebijakan pemimpin. Ambisi politik dan keinginan untuk memegang kekuasaan seringkali menjadi pendorong pertentangan. Kurangnya pemahaman tentang prinsip-prinsip Islam atau kurangnya kesadaran agama di kalangan masyarakat dapat menyebabkan penyelewengan dalam interpretasi konsep kepemimpinan Islam. Untuk mencegah konflik di tingkat masyarakat, dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran politik, mempromosikan toleransi, dan memberikan kesempatan partisipasi dalam pengambilan keputusan.

Politik melibatkan berbagai aspek kehidupan, dari individu hingga tingkat negara. Setiap tindakan, keputusan, dan interaksi sehari-hari dapat dianggap sebagai bagian dari politik dalam konteks yang lebih luas. Pada tingkat yang lebih tinggi, politik bertujuan untuk membentuk citra dan menjaga nilai-nilai “kerahmatan” dalam entitas seperti individu, kelompok, dan negara..

Indonesia dengan Pancasila dan UUD 1945 merupakan hasil dari ijtihad dan hijrah politik yang mengutamakan nilai dan sistem “kerahmatan” yang terus diperjuangkan. Tanpa dipungkiri, upaya yang ada masih jauh dari harapan. Dengan bonus demografi saat ini, kita sebagai pemuda perlu bertanya apakah kita masih berani berperan di wilayah kita masing-masing, dengan berpolitik yang menjaga martabat sebagai bentuk cinta pada Indonesia.

Namun, faktanya upaya manusia dalam berpolitik bisa menjadi dua mata pisau yang selalu berhubungan dengan dualisme nilai. Di satu sisi, politik dapat digunakan untuk menegakkan dan menjaga nilai kemanusiaan seperti yang tercantum dalam Pancasila. Namun, di sisi lain, politik juga dapat menjadi alat untuk mencapai hasrat berkuasa dan dominasi demi keuntungan pribadi dan kelompok, hingga mengabaikan nilai-nilai kerahmatan.

Di zaman modern, kebebasan untuk mengutarakan pendapat dapat menjadi tantangan dalam politik, terutama di kalangan masyarakat yg kritis. Meskipun demokrasi menjadi dasar bagi banyak negara, ada kasus-kasus di mana kebebasan berpendapat dibatasi, menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan demokrasi dan hak asasi manusia.

Mari kita bersama-sama meningkatkan martabat Indonesia, dan cara meningkatkan martabat suatu bangsa, dimulai dengan kita memiliki kriteria untuk calon pemimpin. Sesungguhnya, pemilu adalah momen yang sangat penting dalam sistem demokrasi. Pemilu bukan hanya sekedar pesta, tetapi juga merupakan wujud dari proses kompetisi yang sehat, saling menyemangati dan menjadi ajang bagi masyarakat untuk secara aktif berpartisipasi dalam menentukan nasib negara dan masa depannya.

Melalui pemilu, masyarakat memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang dianggap memiliki kualitas dan integritas yang baik. Pemilu juga menjadi sarana untuk mengevaluasi kinerja para pemimpin yang telah dipilih sebelumnya. Momen ini dengan bijak dan bertanggung jawab untuk memilih pemimpin yang memiliki visi, integritas, dan komitmen untuk melayani rakyat. Dengan menjadi pemilih yang cerdas dan kritis, kita dapat berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.

Musuh terbesar bangsa ini adalah masalah yang bersumber dari kesempitan dan kedangkalan berpikir, bukan saudara sebangsa sendiri. Menjadi pemilih yang pintar adalah salah satu cara untuk memulai dalam menentukan kriteria pemimpin yang memiliki integritas, mendengarkan suara rakyat, dan memenuhi kebutuhan masyarakat di setiap wilayah. Penting untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan sepenuh hati dan bertanggung jawab untuk mencatat sejarah politik Indonesia.

(Redaksi Gambang Syafaat)

Lihat juga

Back to top button