MENGANTARKAN MAESTRO NOMO KOESWOYO

Rabu malam (15/03), di tengah-tengah forum Reboan Kenduri Cinta, kabar duka menyela asyiknya forum rutin mingguan di Taman Ismail Marzuki ini. Penggiat Kenduri Cinta yang sedang berdiskusi, tiba-tiba mendapat kabar meninggalnya salah satu maestro musik Indonesia; Mas Nomo Koeswoyo.

Nomo Koeswoyo adalah nama yang tidak asing di belantika musik Indonesia, salah satu personel Koes Bersaudara. Nama yang juga tidak asing di telinga jamaah Maiyah. Dalam beberapa momen, Mbah Nun memiliki keakraban yang sangat hangat dengan personel Koes Bersaudara.

Pada medio tahun 2015, Mbah Nun sempat nyambangi kediaman personel Koes Bersaudara yang lain di Jakarta; Mas Yok Koeswoyo. Yang kemudian, silaturahmi tersebut dibalas oleh Mas Yok Koeswoyo hadir di Kenduri Cinta pada edisi November 2015. Mas Yok Koeswoyo bahkan sempat menyanyikan beberapa nomor lagu bersama almarhum Mas Beben Jazz dan juga Mbak Inna Kamarie saat itu.

Di awal 2018, Mbah Nun turut melepas jenazah almarhum Mas Yon Koeswoyo yang dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Setelah wafatnya Yon Koeswoyo saat itu, Mbah Nun bahkan menulis beberapa tulisan yang dikhususkan untuk Koes Bersaudara. 10 tulisan spesial dituliskan oleh Mbah Nun saat itu. Koes Bersaudara memang memiliki tempat tersendiri di hati Mbah Nun. Beberapa cerita persambungan antara Mbah Nun dengan Koes Bersaudara secara apik dituliskan oleh Mbah Nun dalam 10 seri tulisan saat itu.

Yang juga sangat membekas, tentang lagu “Andaikan Kau Datang Kembali” yang ternyata merupakan salah satu pencapaian spiritual personel Koes Bersaudara yang lain; Tonny Koeswoyo.  Seperti pernah dituliskan oleh Rony K. Pratama dalam liputan Mocopat Syafaat edisi Januari 2021, yang saat itu dihadiri juga oleh Mas Nomo Koeswoyo; Kisah di balik lagu legendaris itu didengar Yok sesaat kakaknya, Tonny Koeswoyo, bilang kalau selama hidup ia menyesal telah banyak melangkah melampaui batas kehidupan yang digariskan Tuhan. Rasa sesal itu lalu tertuang dalam penggalan lirik, “…andaikan Kau datang kembali, jawaban apa yang kan kuberi. Adakah jalan yang kutemui, untuk kita kembali lagi…” Pengalaman rohani yang terejawantah ke dalam baris lirik lagu itu juga dirasakan Yok Koeswoyo. Cak Nun pernah mendapatkan rekaman lagu hasil tangan kreatifnya tapi tak termuat di seluruh album Koes Plus. Isinya adalah terjemahan Al-Fatihah. Ia menyisipkan terjemahan itu ke dalam rekaman tanpa sebelumnya berupaya mengetalasekan identitas keagamaan tertentu.

Maut memang misteri ilahi. Ia tak bisa diprediksi kapan akan mendatangi kita. Dan tadi malam Mas Nomo Koeswoyo dipanggil Allah kembali ke pangkuan-Nya. Satu lagi legenda musik Indonesia berpulang.

Pagi tadi, jenazah langsung dibawa dari Magelang menuju Jakarta untuk disemayamkan di rumah duka keluarga di sekitaran Lebak Bulus. Kemudian, ba’da dhuhur, jenazah Mas Nomo Koeswoyo dikebumikan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Satu liang lahat bersama istrinya. Beberapa penggiat Kenduri Cinta turut melepas kepergian maestro Nomo Koeswoyo siang tadi.

Selamat jalan, Mas Nomo Koeswoyo.

Jakarta, 16 Maret 2023

Lihat juga

Back to top button