MEMBUMIKAN LANGIT MELANGITKAN BUMI
(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Semesta Lamongan Edisi ke-67, Rabu 30 November 2022)
Bulan-bulan terakhir di tahun 2022, majelis ilmu simpul Maiyah Lamongan kembali melingkar.
“Langit adalah lambang ketakterbatasan, keabadian. Sedangkan bumi adalah lambang keterbatasan, ke-fana-an. Kullu man ‘alaiha fan (Semua yang ada di atasnya (bumi) itu akan binasa). Wa yabqa waj-hu rabbika dzul-jalali wal-ikram. ((Akan tetapi,) wajah (zat) Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal). Langit adalah dunia idealita, dunia cita-cita, titik kesempurnaan. Bumi adalah dunia realita, dunia kerja nyata, proses menyempurna. Langit adalah rohaniah-kontemplatif. Sedangkan bumi adalah jasadiah-aplikatif korektif. Langit dan bumi adalah satu. Tauhid.”
Manusia diciptakan oleh Allah Swt. adalah sebagai khalifah dimuka bumi ini, sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Naml ayat 62, yang artinya “bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kalian (manusia) sebagai khalifah di bumi. Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? amat sedikitlah kamu mengingat(Nya).” Sebagai khalifah, manusia harus tampil aktif dan dinamis menjalankan tugasnya, sebagaimana digambarkan dalam falsafah Jawa “Hamemayu Hayuning Bawono” yang diterjemahkan secara bebas sebagai Mempercantik Kecantikan Alam.
Sebagai khalifah di muka bumi, lingkungan hidup merupakan rahmat dari Allah Swt. yang telah menciptakan bumi beserta isinya untuk semua makhluk, ini semua wajib bagi ummat manusia sebagai khalifah untuk menjaganya. Manusia juga harus mampu melindungi, merawat dan menjaga bumi, serta tidak melakukan kerusakan terhadap bumi sebagai lingkungan tempat semua makhluk hidup menjalani hidup dan kehidupan, menjaga bumi sebagai lingkungan hidup ini dapat menjadikan manusia yang muhsinin. Muhsinin dalam arti orang yang selalu berbuat ihsan atau kebaikan.
Lingkungan hidup merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh semua ummat manusia, karena kehidupan manusia bergantung kepada segala apapun yang ada di dalamnya.
Saat ini, sangat banyak terjadi kerusakan lingkungan hidup yang berdampak buruk sehingga terjadi bencana alam, hal tersebut terjadi karena ulah tangan manusia itu sendiri dengan melakukan kegiatan-kegiatan usaha untuk kepentingan dan keuntungan mereka sendiri sehingga terjadi ketidakseimbangan yang kemudian menjadikan suatu kerusakan dan berdampak kepada manusia-manusia maupun makhluk hidup yang ada di sekitar lingkungan tersebut.
Kita kembali memaknai dan mengevaluasi masing-masing diri maupun kebersamaan kita selama ini. Apa yang bisa kita lakukan dan persiapkan secara bersama-bersama untuk setidaknya kuat diterjang oleh badai keserakahan di era modernisasi saat ini. Tentu yang utama untuk keluarga, kemudian lingkungan dan masyarakat sekitar kita.
Mari kita kembali melingkar sinau bareng, bersholawat dan mengevaluasi apa saja yang belum kita lakukan selama ini, membumikan langit melangkitkan bumi secara terus-menerus, mencari formula langkah-langkah kedepan.
Waallahu a’lam Bisshowab
(Redaksi Semesta Maiyah Lamongan)