HUJAN TANDA TANYA

(Mukaddimah Majelis Ilmu Maiyah Maiyah Dualapanan Bandar Lampung Edisi Maret 2024)

Bertanya adalah salah satu cara seseorang untuk menemukan jawaban atas apa yang menjadi beban di dalam pikiran. Dengan bertanya seseorang akan mulai merumuskan langkah demi langkah untuk sampai pada ketenangan pikiran. Bertanya juga menjadi satu mekanisme untuk mengurai suatu permasalahan kehidupan.

Sering saya berpikir tentang hidup ini, utamanya hidup saya, yang tiba-tiba saja ada di dunia dengan rintik hujan pertanyaan. Setetes demi setetes pertanyaan turun kemudian menjadi hujan pertanyaan yang menantang untuk segera dijawab dalam kehidupan yang sebelumnya tak pernah saya rencanakan.

Setetes hujan pertanyaan yang pertama turun yaitu tentang “Siapa saya?”. Pertanyaan tentang “Siapa saya?” tentu bisa dijawab ketika terdapat dua hal yang saling berhadapan-hadapan. Saya adalah seorang anak ketika sedang berada di hadapan orang tua. Saya adalah seorang warga ketika sedang berada di hadapan Pak RT. Saya adalah seorang murid ketika sedang berada di hadapan guru. Lalu, ketika sedang berada di hadapan Tuhan, saya adalah seorang hamba.

Tetes hujan yang kedua dan ketiga adalah pertanyaan tentang “Saya darimana dan hendak kemana?”. Salah satu jawaban pertanyaan ini adalah Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (Sesungguhnya kami milik (dari) Allah dan kepada-Nya kami akan kembali).

Pertanyaan darimana dan hendak kemana dapat kita kategorikan pada ranah masa lalu dan masa depan. Dan diantara darimana dan hendak kemana terdapat satu ruang yang bisa kita sebut masa sekarang atau saat ini. Pada ruang inilah tetes hujan pertanyaan itu bertambah semakin deras seperti saat kita sedang mengerjakan ujian.

Ketika berbicara tentang ujian, saya teringat sebuah pensil dan selembar kertas putih sebagai tempat menulis jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan. Saya berpikir kehidupanpun berjalan demikian, saya adalah hamba yang sedang berada di dalam sebuah ruangan sangat luas untuk mengerjakan ujian yang langsung dinilai oleh “seorang” tuhan.

Hingga saat ujian ini berlangsung, beberapa jawaban telah saya tulis, namun masih dengan perasaan bimbang dalam hati. Akan tetapi, satu pertanyaan paling krusial bagi setiap hamba telah saya jawab dengan begitu yakin. Itu adalah pertanyaan tentang “Apa yang bisa menyelamatkan saya di hadapan tuhan saat ujiannya selesai digelar?”.

Penggiat Maiyah Dualapanan pada edisi ini mengangkat tema “Hujan Tanda Tanya” mengajak para sedulur, anak cucu Maiyah dan anak bangsa generasi penerus untuk mentadabburi nilai-nilai Maiyah dalam forum sinau bareng Maiyah Dualapanan yang akan dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2024 pukul 20.00 WIB, di panggung terbuka halaman SMP SMA Al Husna Kompleks Ponpes Al-Muttaqien Pancasila Sakti Kemiling Bandar Lampung.

(Redaksi Maiyah Dualapanan)

Lihat juga

Back to top button