RINGKASAN MAIYAHAN SIMPUL PASURUAN HINGGA FEBRUARI 2025

Setelah tema Batas Suci menjelang akhir tahun 2024 lalu, Lingkar Paseduluran Maiyah Pasuruan tidak aktif berbagi ilmu di mymaiyah.id, dikarenakan saya yang dipasrahi teman-teman submit ke redaktur Maiyah sedang mecotot di Mojokerto ngrumati Simbah saya yang sakit.

Alhamdulillah Teman-teman aktif melakukan pendalaman diskusi, hingga bulan Februari kemarin, mulai dari tema Mahallul Qiyam, Lungguh Kursi, Qolbun Salim, Titik Balik, hingga yang terakhir bulan Februari lalu bertema Ajeg.

Kakak sesepuh Paseduluran Maiyah Pasuruan yaitu Sulthon Penanggungan juga rutin melakukan aktivitas Maiyahan, walaupun berada di lereng pegunungan, Simpul Maiyah Sulthon Penanggungan Istiqomah melakukan Maiyahan di Sabtu akhir bulan, yang terakhir ini bertema ‘Diantara Dua Dunia’ 22/02/25 kemarin.

Saya menangkap korelasi Ilmu dari pembahasan Maiyahan di Kabupaten Pasuruan ini berikut adalah tetesan Ilmu dari Maiyah Pasuruan yang menarik untuk saya tulis.

Menurut teman-teman Sulthon Penanggungan dalam redaksinya menerangkan bahwa, hidup adalah melintasi dua dunia, yang tampak dan yang sembunyi, yang fana dan tiada, puasa bagi teman-teman bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari ilusi dan tipuan dunia, bagi teman-teman menempuh jalan sunyi adalah kenikmatan dan puasa tersendiri, dibalik gemuruhnya pansos dunia, puasa dhohir menahan lapar dan sesuatu yang membatalkan puasa dari Subuh hingga matahari terbenam (Maghrib) sangat penting, tetapi puasa akan ruhani juga perlu dilakukan agar hati tidak terikat akan fananya dunia.

Di tempat lain, Paseduluran Maiyah Pasuruan membahas tentang ‘Ajeg’ di rumah Mas Agus Wirajati, teman-teman tadabbur akan fenomena instan hiburan medsos yang mengikis daya fokus, membuat manusia tergiur akan pilihan-pilihan yang instan, tidak mau menunggu terlalu lama, anak-anak muda kehilangan kebijaksanaan dan sulit menahan diri untuk sesuatu hal, untuk tetap ajeg menempuh jalan sunyi adalah salah satu caranya, agar hidup lebih bermakna.

Demikian ringkasan ilmu dari saudara Maiyah Pasuruan yang eman-eman jika tidak dicatat dan disimpan.

Lihat juga

Back to top button